OROGENIK - SISTEM MINERALISASI yang TIDAK TERLIHAT

Orogenik diperkenalkan sistem analisanya pada dunia semenjak 1998 oleh D. I. Groves, model mineralisasi yang sangat berkaitan erat pada zona subduksi, dan batuan sekis.
Di Indonesia terkenal dengan jalur magmatiknya yang memanjang dizona penunjaman (subduksi), salah satu pengaruhnya adalah mineralisasi emas dan tembaga.  Sehingga sudah menjadi pengetahuan umum bahwa jalur pegunungan volkanik merupakan target eksplorasi mineral, dan mempunyai pendekatan dengan prinsip yang jelas.

Kontrol volkanik tidak selalu menjadi kehadiran mineral logam, apabila diambil contoh seperti kehadiran mineral endapan besi (hematit). Mineral tersebut terbentuk dari akumulasi logam besi pada endapan sungai maupun pantai, dengan berat jenis tertentu maka menjadi mineral yang cukup ekonomis. kondisi yang hampir sama seperti hematit yaitu Sedex (sedimen exhalation), dimana proses pemisahan berat jenis pada perselingan lempung dengan logam mulia maupun besi sulfida.

"Tetapi om, bagaimana dengan logam emas pada batuan non volkanik bisa hadir?"

"Jikalau dibayangkan tentu emas tersebut terendapkan dalam jangka waktu yang lama, tetapi hal ini tidak bisa menjadi patokan."

"Lho kenapa ga bisa om? Salah apa dia sampai ga bisa jadi faktornya juga?"

"Hehe...ga salah apa-apa kok, ketemu aja jarang udah disalahin ya. Pada konsepnya, emas memang terendapkan di lingkungan sungai hingga laut dalam, akan tetapi kehadiran sedimen pengikat emas orogenik ini berada di atas busur ofiolit atau tepatnya berada di zona tumbukan yaitu batuan malihan."

"Dah jangan nanya dulu ya, nih dilanjutin. (Kok tiba-tiba bisa nanya langsung ya dblog? ajaib)"

Zona malihan atau tepatnya disebut mèlage awalnya bersusunan atas lempung, pasir sangat halus dan  filit. 

Diatasnya secara periodik rijang yang terkompresi. Jadi penunjaman akibat gerak dinamis tumbukan aktif lempeng benua dan lempeng samudera hingga terlipatkan maka terbagi paling tidak dua zona, yaitu bagian atas yang terlipatkan kuat rata-rata menjadi sekis muskovit hijau (ductile) dan bagian bawah sekis muskovit biru (brittle) (disederhanakan). Pada kondisi ini emas sudah terakumulasi bersamaan dengan beberapa logam lain seperti As, Mg ,Sb, Pb, Zn, pada muskovit biru. Akibat pematangan dan penyisipan pada aktifitas tunjaman magmatik.

Setelah itu malihan tersebut terangkat kepermukaan yang mungkin bersamaan dengan obduksi ultra basa. Generasi struktur ini umum ditemui terutama pada zona tunjaman yang aktif struktur, disini peran struktur sangat kuat sekali dari awal hingga akhir. Setelah terangkat mudah sekali sesar-sesar geser terbentuk dan diantaranya memotong zona muskofit hijau dan zona muskofit biru. 

Ketika aktif sesar yang bersifat kegempaan dan tekanan akhirnya mendorong kumpulan logam yang terjebak dalam larutan karbonat dan silika tersebut terangkat hingga batas struktur atas, menjadi sistem vein orogenik. Umumnya terakhir terbentuk sesar normal, yang ini dapat mengacaukan intepretasi karena beberapa zona seperti dipindahkan jadi berhati-hati dalam menentukannya.

Sistem alterasi yang terbentuk sangat umum, yaitu karbonat, argilik, propilitik dan silika. Argilik sangat terlihat dominan akan tetapi mineralnya tetap berada pada vein tersebut.

Proses penyelidikan orogenik tentunya tidaklah mudah, sangat perlu melihat dua kunci utama dan sebaiknya dilihat secara utuh. Pastikan lingkungan geologi yang tepat, artinya hadir batuan metamorf sekis dengan perkiraan pada umur yang lebih tua. Juga harus tegaskan tatanan tektonik yang menunjang, artinya tidak hanya membaca zona subduksinya akan tetapi pastikan apakah zona tunjaman pernah terbentuk disitu?

"Om, capek bacanya".

"Nah muncul tiba-tiba ya? Ya harus dibaca itu udah satu ringkasan kok."

"Emang pernah ya meneliti orogenip."

"Bukan orogenip, tapi orogenik. Alhamdulillah dah pernah, jadi dapat pengalaman dan ilmu baru."

"Klo gambarnya ada om? Maklum ga bs ngomong *f biasa *p."

"Ada, dicari aja ya dmbah google, videonya juga ada di youtube. Nah lhoo itukan huruf *k bukan *f? Anak yang aneh."

Langsung ilang dia ehehe, yahh semoga manfaat tulisannya jika ada salah monggo dikoreksi, tulisan ini mohon jangan dijadikan acuan silahkan merujuk pada buku yang sebenarnya. Tx


Komentar