Dikumpulkan, Diayak, dan Dimanfaatkan Idenya (Prospect Ranking)

Kalau ketemu sesuatu yang menarik dilapangan segera dilaporkan, buat laporan sederhana dan dibuat secara kertas. Masukan kedalam peta pengukuran geologi, data primer berupa litologi, alterasi, mineral, dan lain-lain. Tarik garis antara dua titik kordinat pada peta, lalu salin kedalam kertas kalkir, buat sebaran geologi pada kertas minyak agar bisa di overlay antara penarikan sebaran data geologi, dan seterusnya. Itu sangatlah kuno, memakan waktu, energi, biaya, dan yang tepenting adalah tidak terfokus hulu ke hilir analisanya.  

Tenyata diluar negeri metoda diatas masih ada, hingga tidaklah heran Indonesia juga begitu metodenya hingga saat ini. Baik itu faktor hutan yang lebat, biaya dan akomodasi yang terbatas gaji masih dibayar murah (semoga sudah asuransi), serta teknologi yang tidak diperhitungkan dalam kegiata eksplorasi.  

Teringat kawan ketika di Halmahera, suka sekali dia bercerita tentang canggihnya geologist dari luar ketika melakukan pemetaan dilapangan. Terkagum-kagum akan teknologinya ketika gps yang dibawa ternyata ditanam software gis, lebih canggih lagi ternyata berakses satelit pula untuk kirim-kirim data (kalau sms-an bisa gak ya?). Maka jika dibayangkan waktu eksplorasi baik tahap awal hingga akhir, tidak dalam hitungan berbulan-bulan, tapi hitungan minggu.  

Dari cerita diatas, perlu diambil kesimpulan bahwa kecepatan dan ketepatan waktu dan data akan memudahkan geologist maupun tim untuk bisa meluangkan waktu bersama untuk berdiskusi mendapatkan gambaran potensi daerah tersebut. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menentukan prospektus geologi pada tahap awal, dan merencanakan kelanjutannya berdasarkan saran yang tepat.
  
Banyak hal yang bisa ddiskusikan bersama tim, terutama tiap update terbaru mengenai hubungan litologi terhadap alterasi maupun pengaruhnya terhadap cebakan mineralisasi. Dalam hal ini langsung dibuatkan tabelnya secara terperinci agar memudahkan tim, tabel yang berisi beberapa poin sederhana ditambah beberapa hubungan sosial pada daerah tersebut. Mulai dari pembagian sebaran prospek berdasarkan data yang menarik, tarik garis poligon tertutup pada zona tersebut pada peta, kemudian masukan info datanya kedalam tabel.  

Apa saja yang bisa dimasukan kedalam tabel prospek tersebut? Utamakan data geologinya terlebih dahulu, setelah itu masukan analisa dalam penjabarannya.  Berikut contoh pada mineral :

Litologi, tetaplah yang utama dalam pembahasan. Masukan data pengamatan pada pembagian zonanya, terutama apa yang menjadi kekuatan litologi tersebut. 
Alterasi, membahas inti dari mineral alterasinya. Mengelompokan berdasarkan mineral alterasi (silika dan gas) utama pembawa emas. 
Mineralisasi, informasi rinci tentang mineral utama pada zona tersebut, sehingga bisa diketahui pembagian tipe mineralnya. Struktur geologi, data struktur yang sengaja dipisahkan untuk memudahkan mencari patahan gembira! 
Hutan, ini membagi zona hutan lindung dengan produksi, agar memudahkan penilaian. 
Sosial, masukan data penduduk, status tingkat daerah, dan lain-lain sehingga menambah penilaian rangking tersebut.


Dalam hal ini masih banyak yang bisa ditambahkan dan diperinci penilaiannya, tergantung dari tingkat kegiatan eksplorasi.   Seberapa perlunya rangking prospek ini dibutuhkan dalam eksplorasi? Sangatlah perlu, hal ini menjelaskan area mana yang akan ditindak terlebih dahulu (kayak dokter gitu deh).

Dari hasil ranking tersebut, maka dibuatlah kuncian terakhir yaitu area kemenarikan dari komposit data-data dan analisa sebelumnya. Seterusnya bergantung kekuatan pemilik atau investor membiayai kegiatan eksplorasi selanjutnya.

Komentar