Ketika Emas Di Tekan (Deprisiasi) (Economic Geology, ph1)

Ternyata sudah sebulan semenjak emas secara tiba-tiba anjlok nilainya terhadap US Dollar,dimana banyak pernyataan dari berbagai pakar dan pelaku ekonom dunia maupun pasar saham adalah adanya kesetabilan ekonomi dunia, yang dilihat berdasarkan beberapa faktor yang ditunjang banyaknya billioner dunia mencairkan emasnya menjadi dollar sehingga semakin turun emas di pasar.  

Dilihat dari sudut pandang pencarian emas itu membutuhkan waktu yang lama dalam skala eksplorasi metalogenik, tahapannya bersusun, metodanya tidak banyak berubah, hampir sama dengan beberapa geologi ekonomis lainnya yang mengalami peningkatan teknologi. Dari penjelasan diatas nyatalah emas itu tidak sulit dicari dan dihitung keberadaannya, yang menjadi sulit adalah pola pikir yang dibangun oleh tim atau perusahaan tersebut dari awal. Pola pikir yang berjibaku tahunan dan berkarat didalamnya akan membuat seorang geologist pemula menjadi kecendrungan yang sama bertahun-tahun berikutnya dan akan menularkan karat berikutnya ke generasi setelah dia. Apakah pola fikir yang maju dalam merubah nilai ekonomis emas? Belum tentu juga.  

Dilanjutkan dengan produksi emas, pengambilan dan pengolahan. Teknologi dalam mengambil emas (maupun untuk komoditi lain) secara bertahap semakin canggih dan semakin cepat dan cermat disertai faktor keamanan tambang yang tinggi (walaupun tulisan ini dibuat, bukan berarti tidak ada kecelakaan seperri tambang canggih di Freeport), termasuk juga memperhatikan cagar alam yang ada di atasnya (taman nasional dan hutan lindung). Pengolahannya pun semakin canggih, baik secara kimiawi maupun organik. Dalam hal ini jelas emas tidak mengalami tekanan akibat keduanya. Bahkan merasapun tidak.  

Percetakan dan penjualan, emaspun akan bernilai ketika dia dicetak dalam kadar atau karat berapapun. Bisa dalam bentuk emas batangan, dinar, ataupun perhiasan yang bernilai tinggi. Maka beredarnya emas dipasaran dalam kuota tertentu akan bernilai sangat mahal. Bahkan cina pun mengumpulkan emas ini dalam jumlah yang luar biasa untuk mempertahankan nilai ekonomis deposito negaranya sendiri. Lalu bagaimana dengan Indonesia sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia. Dan andaikata emas ini pun dikumpulkan oleh Indonesia sendiri, bukan sekedar hutang negara yang dibayar lunas, bahkan bisa meminjamkan hutang luar negeri ke negara maju seperti Amerika dan Eropa. Apakah produksi ini masih belum bisa mengangkat emas dari depresiasi? Mungkin belum bisa.  

Bandingkan emas dengan dolar terhadap inflasi. Ambil contoh nyata di pasar dekat rumah anda. Ternyata harga bahan pokok akan tetap selalu naik dimana dolar nilainya akan tetap selalu turun baik kasat mata maupun tidak kasat mata, jika masih bingung ambillah perbandingan gaji anda terhadap harga bahan pokok dan sembako saat ini. Maka terlihat bahwa gaji anda yang naik 3 tahun sekali akan dibuat tiada berdaya oleh kenaikan harga bahan pokok dan sembako minimal setahun sekali (pada waktu puasa dan lebaran, itu belum termasuk kenaikan bbm). Kenyataannya emas yang menindih inflasi disekitar kita, hanya saja karena pola fikir yang berpendapat bahwa emas hanyalah untuk orang kaya (yang miskin pun kalau mampu untuk simpanan agar bisa digadaikan nantinya).  

Maka emas yang sudah ditekan dari awal proses genesanya hingga ditekan eksplorasi (pemetaan dan pengeboran), ditekan lagi oleh produksi hingga ditekan cetakan agar bisa mempunyai nilai jual yang bagus.  Tetapi kenyataannya emas ini menekan nilai inflasi dan kesulitan ibu-ibu rumah tangga dalam menyikapi setiap harinya ditekan oleh kenaikan harga sayur mayur dan makanan untuk dirumahnya.
  
Fakta bahwa peran geologist dalam keberadaan emas hanyalah 25%, karena keberadaannya dan fungsinya untuk khalayak umum dan penyeimbang inflasi uang fiat yang membuat kita terjebak anggapan keamanan pendapatan perbulan. Walaupun peran geologist 1/4 dalam dinamika emas ini, akan tetapi dinamika depresi akumulasi ekonomis dalam cebakan potensial merupakan tantangan yang bernilai berharga yang "mungkin" tidak bisa dinilai dengan emas. Sehingga yang bisa yang bisa mengangkat deprisiasi emas adalah inflasi yang berpegangan pada dollar yang beredar dipasaran, sehingga sampai kapanpun dan bahkan negara-negara yang cerdas akan tetap menyimpan aset kekuatan dalam kestabilan nilai emas ini.

Komentar