Agar Tahu Posisi (GeoNavigation Tools)

Teknologi canggih sangatlah mendukung kegiatan lapangan pada beberapa tahun ini, gps, gps-mapinfo, tablet android (rocklogger, geomobile arcgis, autocad mobile, dst) tablet gis dan lain-lain, bahkan didukung kemampuan internet untuk memudahkan pekerjanya (geologist). Teknologi tersebut semua membutuhkan energi yang harus dibawa dan digantikan secara terus-menerus seperti baterei atau harus di isi ulang, bisa dibayangkan jika energi tersebut habis? Bagaimana menentukan posisi dilapangan, untuk memasukan kedalam laporan pasti sudah bingung apabila terlalu berpatokan pada teknologi tersebut.  

Kemampuan lapangan seperti penamaan batuan, pengukuran geologi, perekaman data primer, sekunder, tersier batuan, intepretasi lapangan, sketsa atau foto, hubungan geologi dan lain-lain dapat dilakukan secara tertulis baik digital ataupun pensil dan kertas. Dalam hal ini prosedur standar mengenal singkapan, batuan dan korelasinya sudah kewajiban yang harus diketahui oleh pejalan kaki yang ditugaskan mengambil data, tapi bagaimana menetukan posisinya jika terbiasa dengan teknologi dan harus berjibaku dengan peta topografi (kadang citra), kompas geologi dan protaktor?  

Secanggih-canggihnya data, selengkap-lengkapnya fakta lapangan, sebagus-bagusnya rekaman data dan foto, semuanya tidak bernilai jika tidak dilengkapi bagian utama dari kegiatan lapangan, yaitu posisi atau kordinat atau lokasi pengamatan baik yang ditentukan kondisi morfologinya yang sama dengan dipeta maupun hitungan kordinatnya. Kebutuhan titik pengamatan sangat mutlak, sebagai penentu sebaran lokasi pengamatan dan faktual data yang akan dikorelasikan berikutnya.  

Penetuan lokasi pengamatan dan perhitungan kordinat umumnya disebut orientasi medan dengan dasar navigasi darat, hal ini didasarkan pada beberapa landasan pengamatan bentang alam terhadap peta topografi maupun citra yang dibawanya dalam bentuk print out/cetak dan menggunakan dasar kompas dan sudut temu. Dalam hal ini harus ada beberapa kebiasaan yang harus dilatih terlebih dahulu seperti membaca bentang alam dan memahami bentuk dan dasar peta, serta kebiasan menggunakan kompas untuk mengambil sudut dari titik tertinggi yang saling berpotongan kemudian dapat dihitung kordinatnya.  

Jika kondisi yang terjadi adalah kehabisan gaya karena tidak bergunanya gadget yang dibawa, maka wajib bagi geologist menggunakan navigasi darat ini, bahkan menghindari dari kesalahan bodoh dengan tidak tahu jalan pulang karena tidak bisa menggunakan peta dan kompas. Sebaik-baiknya atau secanggih-canggihnya peralatan lebih utama diri sendiri yang membekali dengan ilmu navigasi agar terhindar dari salah arah.  

Seperti target kedepan dalam usaha, sebaiknya dibekali dengan navigasi diri agar tidak tersasar dalam mengejar cita-cita dan mimpi

Komentar