Siang Dilapangan Malam Didepan Layar (GIS Ph1)

Jarang yang bisa melakukan pemetaan secara baik dan tepat pada pemetaan mineral, jarang pula yang bisa menggunakan sistem informasi geologi (SIG/GIS) secara baik. Bahkan yang lebih payah lagi, kalau sudah pemetaannya kurang baik, menggunakan dasar GIS pun kurang nian, maka celaka dua belas bagi pribadi tersebut dan tim pun kena imbasnya, yaitu analisa yang kurang tajam.  

Sebelum kelapangan untuk pengambilan data, sudah seharusnya individu maupun tim mempelajari tatanan geologi pada daerah yang akan ditelitinya secara umum hingga spesifik. Pengetahuan mengenai tatanan tektoniknya di ketahui secara umum, urutan volkanik dan cekungan serta umur dan hubungan geologinya diawal pelaksanaan, semua dilakukan sebagai pendahuluan agar lebih mudah memahami konsep pendekatan lapangannya.  

GIS itu peranannya di dalam era digital seperti sekarang adalah wajib, jadi sudah tidak lucu lagi jika pekerjaan lapangan yang sudah dilakukan secara sistematis tetapi data dipindahkan diatas kertas minyak. Dalam hal ini bukan bermaksud meremehkan teori tiga titik yang terkenal, atau mengabaikan perhitungan kelerangan dan ketebalan batuan yang miring, akan tetapi mempertegas waktu dan tenaga,  

Tahapan dalam GIS dimulai dari tabel, menggunakan excel dengan ketentuan masing-masing data yang dibutuhkan seperti kordinat, kode, litologi dan seterusnya. Format tabel bergantung dari kesukaan geologist atau tim atau model baku diperusahaan yang didiaminya, karena kebutuhan dan software terusan yang dipakai sebagai modeling lanjutan dalam kegiatan perhitungan sumberdaya maupun cadangan. Jika database atau tabulasi berantakan, atau tidak kompak antara entri data maka tunggulah kehancurannya.

Yang paling mudah pemakaian awal dalam mengolah data permukaan dan bawah permukaan adalah mapinfo (bukan bermaksud promosi, jika promosi harusnya dapat upeti). Gunakan cara sederhana untuk pengelompokan, hingga analisa permukaannya dan wusssss...selesai tahap pertama peta dan analisa prospek geologi dan area kemenarikan. Selanjutnya gunakan software ikutannya untuk pemodelan sederhana data vertikal, baik input data paritan hingga data bor dan wuitsss...data semakin valid.   Rekaman data didalam mapinfo generasi berikutnya dapat ditransfer ke rekan terbaiknya yaitu arcgis (ini bukan juga promo lagi, karena ga dapat duit dari mereka). Disini tampilan menjadi lebih mudah, tampilan 3dimensi pun lebih ciamik dan mampu menghitung volume secara spesifik dan memudahkan diskusi baik dari data pemetaan dan sampel maupun pengeboran dan sampel.  

Dari kegiatan awal, dua alat diatas cukup memudahkan dan mempercepat kinerja tim. Tidak ada lagi bergadang atau mengotori tangan yang berpotensi mengotori kertas gambar, hanya selesai pemindahan data selesai simpan dalam flashdisk dan segera transfer ke komputer utama atau apabila memungkinkan kirim ke kantor pusat beserta laporan tertulisnya (analisa) dalam bentuk softcopy dan siap dilanjutkan dengan software modeling yang lebih imajinatif (yang juga tidak perlu disebutkan disini, karena tetap tidak akan dibayar).

Baru selesai dengan tahap pertama dalam pekerjaan GIS, sedangkan pelaksanaannya butuh kebiasaan yang tersusun. Sedangkan diskusi dan tahap lanjutan kegiatan eksplorasi sudah bisa disiapkan secara simultan dan cepat tanpa menunggu lama kofeksi kegiatan lapangan. Dalam hal ini belumlah bicara detailnya atau level berikutnya, semoga bisa disampaikan di tulisan di fase ke dua dan seterusnya dibantu rekan yang lebih paham nanti.

Komentar