Berwisata Dengan Geologi (Indonesian Geologist Ph2)

Pekerjaan geologist ketika dilapangan adalah pengamatan batuan, parameter geologi atas keberadaan potensial komoditi ekonomi bisa berupa minyak yang merembes kepermukaan, terobosan gas dipermukaan maupun air dan gas panas melalui rekahan yang bernilai ekonomis baik berskala ekonomi lokal maupun industri. Belum lagi kehadiran batu berwarna-warni hingga mineral berkilat yang disiram cahaya matahari dan batuan hitam yang mampu menghasilkan kalori tinggi dan tersebar hampir diseluruh Indonesia, semua keterdapatan tersebut sangatlah menguntungkan dari faktor industri yang bermanfaat secara cepat dan menguntungkan pemasukan daerah maupun “pemasukan” bagi para pengusahanya.

Ketika dilapangan itulah dapat dirasakan padatnya pemandangan yang indah dan menakjubkan baik dari ketinggian permukaan laut hingga ratusan atau ribuan meter diatas permukaan laut, pemandangan alam, tumbuhan, binatang, serta dapat merasakan kondisi sosial dan terutama keramahan penduduk lokal dengan masakan khas daerahnya. Apalagi yang dicari jika semua sudah tersedia didepan mata dan didapat ketika sedang bekerja, hal itu seakan seseorang yang dibayar untuk berjalan-jalan tetapi tidak dimasukan kedalam program televisi.  Bayangkan saja bagi seorang atau tim lapangan yang tidur di tenda ditengah hutan dekat dengan taman nasional atau cagar alam yang hampir tidak tersentuh oleh pengusaha kayu, kegiatan harian yang begitu mengasikan sekaligus melelahkan dan mempunyai resiko tinggi. Melakukan kegiatan pemetaan di hutan hujan tropis, dengan berbekal makanan secukupnya selama 2 minggu hingga 1 bulan, dan membangun tenda didekat tebing yang aman dan dekat dengan aliran air terjun kecil nan jernih, apalagi yang dicari?


Mendapat keuntungan pula bagi tim kecil tersebut yang melakukan pemetaan mineral, terutamanya mineral logam mulia, kenapa begitu? Khusus di Indonesia, beberapa tempat lingkungan pembentukan mineral berada di zona “bekas” gunungapi yang sedang tertidur, sehingga terobosan panas kecil akibat aktifitas jauh dibawahnya masih bisa dirasa berupa air panas atau wisata mendadak berupa pendakian di puncak gunung terbaru dan masih aktif disekitar lokasi penelitian dan menemukan kaldera aktif dengan terobosan “cantik” dan rekaman autobreksia

                                                 G. Awu, Sangihe 2011. rully-goldexploration

Atau juga bisa dengan menyisir pantai yang membentang dengan indah, hampatan pantai putih bisa menyihir mata dan meloloskan pandangan dari bebatuan yang berwarna-warni. Teramat pula apabila pemetaan pada batuan relatif basa seperti peredotit atau asam seperti granit, bentangan kuarsa putih nan halus tersebut menggoda peneliti untuk mengamati dan memilih untuk segera berenang hingga ketengah atau menuju kelerengan pinggir pantai.

                                                Binabase Lagoon, 2011. rully-goldexploration 

Itu barulah sedikit kunjungan lapangan yang dimiliki geologist secara spesial, dan masih banyak cerita-cerita lain yang dimiliki setiap geologist dan merekamnya dengan rasa syukur dan -mencemburukan- rekan-rekan yang berkutat dimeja perseginya atau dipertemuan kafenya dengan AC yang dingin.

Sehingga sangat bermanfaat jika sedikit kondisi yang menarik ini bisa meningkatkan nilai parawisata di Indonesia, kerjasama lembaga pemerintahan yang selama ini diketahui mengurus nilai komoditi bekerjasama dengan kehutanan semata, bisa bekerjasama secara transparan dan publik mengenai kondisi wisata yang bernilai geologi juga kepada masyarakat umum dan menjual hingga ke mancanegara selain keindahan dan eksotis Bali yang kita kenal. Masih ribuan gunungapi, jutaan pantai, milyaran hutan eksotis yang akan terus dijamah dan ditelanjangai oleh kebutuhan industri atas komoditi jika tidak peduli dan berusaha menjaganya setelah tambang potensial, mengurangi pencemaran kerusakan lingkungan akan tetapi tantangan mengambil hasil bumi secara baik perlu dikerjakan dengan cara kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi.

Jika seperti hal diatas seorang atau tim geologist sedang melakukan kegiatan lapangan, apakah masih perlu diliput dan disiarkan ditelevisi?

                                          Nusa Tenggara Barat, 2010. Pekan Ilmiah & Liburan

Komentar