Taman Nasional Yang Bukan Taman Nasional (Indonesian Jungles)

Merokok jelas salah satu yang dapat merusak paru-paru, bisa dibayangkan berapa presentase kerusakan yang berakibat kurangnya pengolahan udara bersih yaitu O2 dan berkuasanya CO2 akibat tidak seimbang kehadiran pembawa darah di rongga dada. Darah bersih mempunyai ciri-ciri berwarna merah cerah, berikatan dengan O2 yang bersifat ringan dengan bergerak sangat cepat keseluruh bagian yang mampu mengaktifkan tubuh dengan sangat optimal, kemudian kembali menuju jantung, akan tetapi sudah berikatan dengan Karbon, bersifat kental dan lebih padat bahkan warnanya pun lebih gelap.

Perputaran Udara pada Bumi

Dari gambar diatas ulah manusia bukanlah bagian utama dalam kontribusi menyebarkan Karbon Dioksida tersebut, akan tetapi Karbon yang terperangkap juataan tahun diseluruh batuan apabila mengalami pemuaian akibat panas akan terakumulasi secara terus menerus. Manusia yang menambahkan secara terang-terangan, dan secara terus terang

Apabila di asumsikan dengan paru-paru, secara jelas hutan adalah paru-paru bumi. mengolah CO2 menjadi O2 berputar kembali secara terus menerus sepanjang umur bumi hingga akhir dunia. Tetapi bumi punternyata suka "merokok" walaupun tidak ada larangan yang tertulis pada bungkusnya. Akan tetapi bagaimana hutan bisa sampai merokok? Apa yang memicu kesetressan hutan untuk merokok? atau mengganggap hutan butuh rokok untuk menjadi gaul atau "jantan"? Kebutuhan atas kayu Indonesia yang bagus atau isi bumi yang bernilai ekonomis dan siap di ekspor -sampai kapan?-.

Gaul ini disebabkan oleh uang, atau disebut kebutuhan hidup yang bisa primer atau pokok, sekunder atau bahkan tersier (kemewahan) yang bisa membawa petaka ini yang memicu hutan ingin merokok. Kebakaran hutan hujan Indonesia hampir mustahil menjadi penyebab kebakaran normal oleh panas, walau kekeringan musim panas melanda, dapat terlihat dengan mata secara jelas kelembaban hutan lindung hingga taman nasional tidak mudah tersentuh api. Pemicunya adalah tangan yang sudah dibeli oleh uang, catat inilah yang membuat hutan stress.

Pemilik uang bukanlah orang-orang yang sederhana, mereka orang-orang yang terbiasa berbicara didepan televisi, bicara dipodium terkemuka, pasar-pasar dan terkawal dengan sangat baik, bahkan mengikuti pemilihan Presiden. Sehingga Taman Nasional bukanlah Taman Nasional lagi, kekuasaan dan uang dapat merubah posisinya menjadi hutan lindung dan dapat dimasuki atau bahkan dapat dibongkar tanpa adanya pemulihan kembali. Sia-sialah kekuasaan itu berfungsi untuk mensejahterakan rakyatnya jika tidak mencapai kebutuhan atau kebutuhan hidup layak, maka pemilik uang yang beragumen bahwa hutan haruslah merokok.

Masih ada kesempatan perbaikan hutan, kebutuhan mencari kehidupan yang layak, kebutuhan bernafas yang nyaman, dan kebutuhan lainnya. Bertanggung jawab untuk mendapatkan kebutuhan diatas menjadi tanggung jawab masing-masing, sedangkan menjaganya tetap menjadi Taman Nasional adalah tanggung jawab pemerintah. 

Komentar