Field Geologist (Cerita)

BERHENTIII!!! Itu teriakan porter (kru) yang menemani kelapangan begitu melihat sesuatu nampak tersamar dibalik batu. Dengan warna coklat dengan lingkaran acak kekuningan, nampak melingkar disebelah batu besar dan menegakkan kepalanya. Rekan yang didepan nampaknya pucat pasi karena itu ular piton yang besar, berukuran diameter sebesar 2 paha orang dewasa, dan panjangnya mungkin 4-5 meter kami tidak pasti.

Suasana pagi hari berjalan dihutan laksana pemburu selalu membuat saya pribadi merasakan membaranya semangat, dan darah yang terus menerus menggelora diurat besar maupun kecil. Rasanya seperti pertama kali pertualangan dan belajar dilapangan, mungkin beberapa geologis merasakan hal yang sama seperti saya. Tidak sabar untuk menyikap daun yang menghalangi pandangan, atau melintas air sungai dengan dasar batuan warna warni dan berlumut.

Rasanya saya baru saja melihat didasar sungai batu berwarna kemerahan disebelahnya hijau tua, saya ambil dan intip dengan tidak sabar untuk menilai apa itu?

"Pak Rusman, tolong belah batu hijau besar itu ya" ucap saya sambil menyerahkan palu (pick point) kepada dia dengan tangan kanan.

3 kali pukul pecahlah bagian pinggirnya, dicuci kemudian diserahkan kepada saya tanpa berkata apa-apa. Segera saya intip lagi dengan tidak sabar, saya pegang lup tersebut dengan tangan kiri dan pecahan batu tersebut dengan tangan kanan. Ketika didekatkan lup tersebut dengan mata kiri, segera saya lupa dengan waktu, kondisi, bahkan mungkin lupa diri.

"Ini pertanda bagus" saya bicara sendiri, "Semoga semakin kehulu semakin bagus" kata saya selanjutnya. Kembali mulut saya komat-kamit merapal mineral dan batuan yang saya pegang, sedangkan dua porter yang menemani saya tersenyum menertawai saya yang seperti orang gila.

Langkah berikutnya, kami berjalan beriringan. bang Kijo berjalan didepan menebas ranting pohon yang menjuntai panjang. Dipangkasnya dengan sekali tebas memotong seperlunya dan menyisakan yang lain, mungkin disengaja karena mereka belajar kearifan alam yaitu mengambil seperlunya dan mengembalikan kealam yang tidak diperlukan. Alangkah bijaknya jika itu diterapkan orang-orang yang dikota, menjadi lebih berhemat dan menjaga alam lebih baik.

Pak Rusman melihat curiga ada yang bergerak perlahan, segera dia berusaha maju kedepan, memegang tangan saya untuk menyuruh berhenti dan berusaha menghentikan langkah bang Kijo. Tetapi  bang Kijo pemuda yang gesit, biasa ditempa untuk masuk kehutan untuk mencari rotan atau berburu hewan.

Teriakan pak Rusman cukup keras, tetapi suaranya seperti tertahan. Ular tersebut berhenti dan segera menaikan kepalanya, tersisa 3 meter jarak antara bang Kijo dengan ular tersebut.

Komentar