Politik 2014 Menurut Saya

Rasulullah Saw, telah bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah. Janganlah seorangpun memberatkan agama kecuali menguasainya. Maka luruskanlah, berlakulah wajar dan bergembiralah. Mintalah pertolongan pada waktu yang lapang di pagi hari dan sedikit di malam hari" (HR. Bukhari, An Nasai dan Ahmad).

Kenapa hadis ini dibawa kedalam pembahasan? Jangan bawa-bawa agama kedalam politik!?

Jika diartikan menurut saya yang awam, agama tidak diberatkan dan tidak memberatkan baik untuk dan oleh manusia. Tidak selayaknya agama terutama islam disebut sebagai pengeruh dalam berpolitik maupun bernegara, karena tanpa agama (ulama dan pakarnya) maka politik tidak akan bisa teratur. Bukan karena ulama yang mengatur, tetapi ulama menyampaikan apa peraturan dan bagaimana menjalani aturannya dengan tertib berdasarkan kaidah.

Kembali kepada judul diatas, politik 2014 menurut saya. Sudah terlalu kacau dengan dipicunya kebebasan pers dan tidak kontrolnya emosi seseorang maupun kelompok terhadap pernyataan orang lain. Sosial media menjadi kebebasan brutal tanpa batasan sehingga sebagian pada kondisi dilapangan menjadi ajang debat yang tidak menyenangkan.

Sudut menyudutkan, baik berita fakta maupun fiktif yang sudah diputar-balikan. Tikam menikam kata-kata dari pribadi maupun kelompok terhadap orang lain tidak dikenal langsung maupun kenal dengan pribadinya, hingga bermain adu hebat dalam ilmu bela diri.

Disinilah tidak adanya batasan dan ruang gerak kesadaran terhadap batasan yang sebenarnya, serta tidak ada kesadaran dalam berfikir terhadap mana tanggung jawab moral pada calon pemimpin yang sudah dipilihnya. Emosi dan keyakinan tingkat tinggi dilandaskan pendapat pribadi maupun umum, merupakan bumerang yang bisa menyerang semua orang dan bahkan dirinya sendiri.

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang (*ulama) yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (*ulama) (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang (*pemimpin) yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya (*pemimpin ) itu melewati batas. Al Kahfi : 28

*Tafsir Buya Hamka didepan mahasiswa Unpad Bandung (tahun ?) Ahmad M. S,. 2010, Api Sejarah 2, Salamadani Pustaka Semesta, Bandung.

Apakah ciri-ciri  dalam perkataan dan perbuatan beliau-beliau sudah baik dan sedikit mudharatnya sehingga tepat menjadi pemimpin 5 tahun mendatang?? Apakah beliau-beliau nampak seperti orang yang lalai dan nampak hawa nafsu akan dunia (harta dan tahta?).

Kembali kita yang sudah memilih, tapi pilihlah dengan doa dan harapan. Pilih tanpa menghina dirinya dan orang lain, dengarkan pemuka agama atau ulama. Jangan menambah derita didalam kemajuan bangsa dan negara, karena kita yang membuat perubahan-bukan negara lain (imf-pun)-yang menjanjikan bantuan perubahan.

Sangat disayangkan bila masih ada kalimat yang menghujat dan menghina, bahkan memotong perkataan yang benar menjadi salah dan yang salah dibenarkan.

Semoga apa yang kita pilih bersama di tahun ini dan dimenangkan oleh (rahasia) Allah SWT, merupakan pemimpin yang bukan lalai dariNya dan ataupun  hanya mengikuti hawa nafsu dirinya dan kelompok.

Saya menulis ini bukan mengikuti tren yang terjadi di Indonesia, berbicara politik tanpa dasar dan keyakinan buta. Takut sekali saya dalam menulis apabila berdiri tanpa landasan yang benar dan fakta yang sesungguhnya, sehingga menjadi bumerang yang akhirnya menghantam kembali.

Layaknya tulisan dengan kekurangan, jika merasa ada yang tersinggung, maka tanpa beban saya katakan saya tidak perlu merasa minta maaf. Tetapi apabila ayat Al Quran dan hadis diatas salah diuraikan maka tolong diluruskan.

Komentar