Tambang Emas Indonesia (Fase 2: Eksplorasi)

Geologi sebagai jalan tengah tentunya peran yang sangat menantang, dengan keinginan kuat bagi para geolog untuk belajar mengenai tatanan tektonik dan geologi daerah tersebut. Sehingga menjadikan hal ini bukan tentang uang ataupun kesejahteraan, tetapi tantangan yang sudah dimiliki semenjak melangkah memasuki gedung kuliah untuk belajar.

Proses dalam tahapan ini terjadi setelah kesepakatan akusisi atau sekedar kesepakatan saja untuk melihat potensi sumberdaya yang ada, peran geologi masih berkisar 70% terhadap proses ini. Tetapi sudah berperannya hukum dan akutansi untuk melihat peluang dan pengeluaran, akan tetapi tidak jarang bicara mengenai pemasukan pada saat ini. Proses kelanjutan dari fase pertama didapatkan target baru yaitu perhitungan sumberdaya hingga cadangan, hal ini tentunya disokong oleh tim yang siap dan tentunya dana.

Pekerjaan gabungan ini ditujukan kepada satu hasil, yaitu berapa cadangan yang didapatkan, bagaimana pengembangan bisnisnya baik pengolahan dan produksi maupun produk dan marketnya. Cara mencapai ini tentu dibutuhkan tim yang kuat dan komunikatif, dan tidak ada intervensi baik didalam maupun diluar.

Berbicara eksplorasi geologinya seperti pada emas, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam menjabarkan target mineralisasi dan alterasi. Pengetahuan ini digunakan dalam mengejar target dan harapan, dengan kegiatan detail setiap harinya serta disiplin yang tinggi.

Kembali kepada susunan acara kegiatan eksplorasi, tahapan pada kegiatan eksplorasi emas bisa mencapai angka tahunan dari 5 hingga 10 tahun. Contoh pada area seluas 1000Ha dikerucutkan pada area prospek menjadi 800Ha dan kemudian dikecilkan menjadi 700Ha, semua didasarkan atas data dan analisa geologi-geokimia-geofisika dan perhitungan statistik cadangan yang ditargetkan.

Menjadi perhatian adalah, standar SOP dalam eksplorasi tidaklah menjadi titik baku dalam pelaksanaan, karena jika diperlakukan secara baku maka target dan biaya bisa membesar. Diperlukan kelongaran dalam pelaksanaanya, akan tetapi kewajiban dalam ekplorasi berdasarkan SOP hanyalah perilaku sampel. Perilaku yang berkualitas terhadap sampel, mulai dari target sampel, pengambilan sampel, penyimpanan sampel, deskripsi sampel, hingga pengiriman sampel ke lab diperlukan tata cara yang benar.

Diperlukan rencana bersusun juga berdasarkan SOP, hindari kegiatan sia-sia atau boros. Dimana seringkali terjadi kegiatan geofisika dilakukan secara lompat, tidak melihat gambaran besar dan menyianyiakan luasan area yang ingin diprospek tetapi langsung menuju area yang sudah terekspos saja. Sebagai contoh; diketahui area Chromit didaerah Sulawesi, tiba-tiba datang usulan sebelumnya untuk melakukan IP resistivity dan chargebility. Sedangkan area seluas (misal) 5000 Ha tersebut belum diketahui potensinya dibawah permukaan, yang tersingkap hanya 500 Ha maka 4500 Ha masih bayang-bayang saja dan dimanakah sebarannya? Jawabannya tentu lakukanlah geomagnet terlebih dahulu, lebih murah dan efektif dalam menjawab kemungkinan prospeknya, atau jika memungkinkan dan lebih yakin dalam metode remote sensing ada baiknya untuk melakukan hal ini.

Jelas hanya SOP pemetaan yang lebih longgar dalam aplikasinya, tetapi tidak untuk pengeboran. Karena ini menyangkut biaya dan waktu, penyerapan tenaga kerja serta pengeluaran operasional kegiatan pengeboran tidak bisa diabaikan. Sehingga SOP terhadap hasil keakuratan dan perhitungan target tentunya sangat diwajibkan dalam hal ini. Pekerjaan pengeboran sangat terkait terhadap kode komprehensif sumberdaya - cadangan, nilai-nialinya berkaitan dengan struktur keuangan dan saham pada bursa.

Dengan korelasi analisa yang terukur target utama eksplorasi didasarkan pada pengeboran yang efektif dan efisien, bor dengan target terlihat maupun tidak tampak dipermukaan merupakan titik uji bagi geolog yang berperan. Disini ditegaskan titik bor yang tidak berhasil bukan kesia-siaan dalam target, akan tetapi informasi yang lebih berharga karena didalamnya informasi batas dan kemungkinan baru menjadi jawaban yang sangat signifikan.

Tahapan Eksplorasi, rully 2014
Fase eksplorasi pada tahap ini diutamakan dalam mencari cadangan layak tambang, menggunakan metode sesuai dan jelas. Hanya saja seakan-akan (hampir tidak) ada batasan dalam anggaran untuk mencari target-target baru, dikarenakan hal ini ditujukan cadangan selanjutnya yang bernilai.

Tulisan ini tidak didasarkan pada bagaimana SOP yang tepat dan cara melakukannya. Disetiap perusahaan hal tersehut bisa dipelajari, akan tetapi konsep dan maknanya tidak pernah dibahas bersama agar lebih mendalami tujuan kegiatan tersebut.

Semoga eksplorasi bukan menjadi rutinitas semata dan keamanan finansial saja, tetapi menjadi pembelajaran agar semakin bijaksana dalam mengenal bumi dan berbagi ilmu dan pengetahuan. Bukan sumber daya alam yang kita kelola tetapi sebaiknya mengelola sumber daya manusia.

Salam Eksplorasi! Selanjutnya menuju Studi Kelayakan (Fase 3)

Komentar