Dari Energi Listrik Menjadi Energi Listrik

Mati listrik di Jakarta? Itu pernyataan yang mengherankan, Jakarta mati listrik oleh pemadaman bergilir atau sekedar pengelolaan gardu mungkin mencapai kira-kira 1 - 5% dalam setahun. Tetapi dikota-kota besar Indonesia, mati listrik merupakan hal yang lumrah dan menyebalkan. Bagaimana ingin menjadi kota yang terus berkembang, jika mati lampu adalah hal yang dianggap biasa dan bayangkan saja untuk daerah yang sulit terjangkau, listrik adalah hal yang sangat mahal dan langka.

Belanja bahan bakar untuk aktifitas PLN selama satu tahun menghabiskan 55 juta ton pada 2013 atau senilai 869.040 rupiah/Ton (Juli) yang jika ditotalkan mampu menghabiskan anggaran sebesar 47 Triliun Rupiah. Sedangkan kebutuhan BBM mencapai 7.1 Juta kiloliter pada 2014 dimana harga BBM berupa solar dari Pertamina ke PLN bersifat rahasia. Walaupun dalam penjelasan media PLN dalam kondisi hutang berkala untuk pembayaran pembelian BBM dari Pertamina. Harga dan perhitungan diatas tidaklah baku serta tidak menjamin keseluruhan walaupun bisa dihitung secara umum, bisa ditegaskan bahwa hal tersebut adalah belanja yang mahal dan banyak menguras energi.

Energi ke Energi
Sebagian mungkin tahu, ingat bahkan pernah menggunakan energi mekanik pada sepeda tua untuk lampu depan yang dikelola melalui kayuhan pedal, menghasilkan energi yang cukup untuk penerangan dikala berkendara malam. Jika kayuh sepeda berhenti bergerak, maka berkurang dan berhenti pula energi yang dihasilkan untuk menghasilkan penerangan. Tetapi ide sederhana tersebut jika diaplikasi dengan teknologi dan perhitungan yang tepat, kemungkinan diaplikasikan untuk mengelola generator modifikasi atau dinamo modifikasi maupun jenis lainnya yang bisa dimodifikasi dan diaplikasikan agar bisa menghasilkan listrik.

Teknologi yang ringan dan efisien kemungkinan bisa dirombak secara teknikal, serta melalui perhitungan cermat. JIka diasumsikan listrik yang digunakan 1 rumah dalam 1 hari mencapai 1 Kwh, apabila penggunaannya secara standar/normal. Sedangkan jika diasumsikan pemakaian Peralatan Energi Berulang (PEB) membutuhkan 0.5 Kwh per harinya, dibutuhkan kinerja PEB untuk menghasilkan >0.5 Kwh per hari agar listrik bekerja sendiri untuk mendapatkan listrik yang tidak habis (berulang). Jika ditambah peralatan konsumtif dalam rumah tersebut, maka harus ditambahkan juga PEM didalam rumah tersebut.

Cara kerja awalnya Energi Listrik Berulang (ELB) yang dihasilkan ini dimulai dari energi listrik yang dialirkan dari PLN, kemudian setelah menghasilkan ELB secara stabil maka asupan listrik dari PLN segera diputus. 

Energi yang Tidak Habis
Energi yang sudah dihasilkan dari PEB dan menjadi ELB, tetap dikelola oleh PLN dengan pajak yang lebih kecil atau tarif dasar listrik yang ditujukan kepada pengelolaan negara bukan untuk dikorupsi. Segingga energi yang dimiliki oleh PLN hingga saat ini dapat digerakan kepada daerah-daerah desa/dusun kepelosok pedalaman yang membutuhkan energi secara nyata.

Belanja PLN atas BBM dan batubara tentu saja berkurang, walaupun mampu mengurangi aktifitas eksplorasi-eksploitasi tambang batubara. Tentu batubara Indonesia terjaga sebagai pasokan cadangan energi dalam hal krusial, begitupun terhadap minyak bumi.

Bekerjasama dengan perusahaan swasta agar dapat dilakukan pengelolaan energi terbarukan seperti air, angin dan matahari dapat juga membuka lapangan kerja dihampir semua daerah. Membuka kesempatan Indonesia sebagai negara kepulauan yang indah, untuk mengelola dan mengembangkan industrinya masing-masing serta membangkitkan kemandirian perpulau.


Wacana
Tentu saja yang perlu dan sangat perlu dilakukan adalah kesempatan pengembangan teknologi untuk semua sektor, serta jaminan atas penelitian secara terstruktur. Bukan sekedar kekuatan legalitas seperti UU maupun yang lainnya, akan tetapi moril yang kuat dan moral yang seragam agar bisa memperbaiki taraf hidup masyarakat.

Kelebihan yang ingin dicapai adalah:
1.Listrik yang stabil bagi setiap warga negara
2.Pengurangan Belanja PLN atas BBM dan batubara
3.Tampilan lingkungan, dimana kabel-kabel listrik sudah tidak diperlukan lagi dan diuraikan menjadi limbah berhrga.
4.Pengembangan daerah
5.Pemasukan negara yang besar dengan menjual energi (listrik) kenegara tetangga.

Dalam tulisan blog kali ini bukan sekedar PLN yang bergerak, akan tetapi multidimensi dalam aparat negara dan swasta lokal bekerjasama agar kita dapat memiliki energi aktif dan pasif. Bahkan mampu menjualnya dengan harga sangat pantas kenegara tetangga, saya yakin apabila semua energi di Indonesia khususnya energi terbarukan maupun daur ulang digerakan maka kita akan segera menuju perubahan dan kemakmuran atas izin ALLAH SWT.


sumber:
http://www.sayangi.com/ekonomi/korporat/read/19059/pln-terpaksa-gunakan-bbm-untuk-pembangkit-listrik

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/08/12/110942/kemenkeu_hitung_harga_solar_pertamina-pln/

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/08/09/pln-dan-pertamina-sepakati-harga-baru-solar

https://id.berita.yahoo.com/pertamina-dan-esdm-kompak-rahasiakan-harga-jual-solar-052549543.html

Komentar