Energi Terbarukan dan Energi Daur Ulang

Kemarin mati lampu didaerah sekitar Jakarta, diluar Jakarta seperti Bekasi - Depok dan Bogor pemadaman lebih sering pemadaman bergilir. Lebih parah lagi pemadaman lampu di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Balikpapan, hingga ke Jayapura. Faktor energi semata mampu menghambat perkembangan daerah, beresiko bagi sarana kesehatan dan pendidikan dan banyak hal lain yang sangat vital. Sebagai negara yang memiliki sumberdaya bahan bakar fosil maupun non-fosil, seharusnya kita malu dan mau berupaya memperbaiki kualitas hidup kita bersama-sama dan hentikan segala kebodohan politik!

Tulisan ini dipenuhi dengan emosi, kekecewaan dan rasa sakit hati. Semua perasaan itu dikarenakan politik semata, dimana media begitu berperan mengelola berita yang tidak penting menjadi headline dan seakan-akan ekonomi Indonesia hancur babak belur dan orang-orang lupa akan masuknya 2015 dan persiapan guncangan 2020.

Akan tetapi disitu terdapat keresahan, disitu pula terdapat peluang untuk memberantas keresahan bukan? Mari kita matikan media yang mengutamakan pembahasan politik dan ruang permasalahannya, coba untuk membahas dan mencoba melakukan sesuatu hal kecil yang sarat makna dan bermanfaat untuk sendiri maupun lingkungan.

Energi Terbarukan
Energi yang selalu berulang, dapat mengelola dirinya sendiri. Dalam artian sesungguhnya, energi yang telah ALLAH SWT berikan dan melimpah insyaAllah hingga akhir zaman, Energi seperti matahari, angin, dan air.

Banyak perusahaan maupun individu telah membuat dan mengelola jenis energi ini, hingga akhirnya bermanfaat bagi masyarakat. Membantu mengelola energi dan menguntungkan dari jenis usaha baik besar maupun kecil.

Melalui bekerjasama yang lembut tapi menggelora, angin dan air mampu memutar turbin kecil hingga raksasa dan menghasilkan energi hampir tidak putus, sehingga bukan sekedar layang-layang saja yang terbang tinggi tetapi teknologi dan pengetahuan dapat masuk kedesa-desa melalui televisi dan layar monitor terkoneksi internet yang jauh membumbung hingga angkasa.

Tungku air bahkan tidak perlu gas alam jika bisa dipanaskan oleh semangat matahari, dimana daerah tropis merupakan zona curah sinar matahari. Sehingga luar biasanya energi terbarukan membuat segan pengelola karena gratis dan melimpah untuk dinilai harganya.

Energi Daur Ulang
Beberapa lokasi sudah tidak mengenal gas alam yang suka bersembunyi dibalik tekanan politik dan makelar, daur ulang dari feses sudah menggurita dan egronomis yang tidak memerlukan eksplorasi geologi-geofisika.

Lebih cantik lagi adalah pengelolaan limbah plastik, kertas, hingga kimia yang ketika diproses dengan kesederhanaan dan ilmu didapatkan energi layak pakai dan cinta lingkungan. Minyak jelantah menjadi biodiesel, sisa-sisa umbi-umbian dan beberapa rumput menjadi bioetanol, kompos dilumpur yang elok-pun bisa menghasilkan gas metan.

Lalu apa yang menyebabkan kita lupa untuk peduli masa kini dan masa depan?  Apakah begitu (kekuasaan dan politik) menjadi perhatian utama kita, sehingga terlena untuk ikut berperan serta. Saya tidak ingin lalai, dan menyerah dengan kebencian dan penyesalan.

Sekarang peluang yang datang akibat kekesalan ini seharusnya mulai dikelompokan dan diusahakan, usaha yang bermanfaat bagi orang banyak dan mampu menguntungkan. Sehingga peluang akan semakin berkembang, pengembangan yang sepatutnya merata diseluruh Nusantara yang lebih bersyukur lagi jika bisa di Bumi.

RockGeo menyadari hal tersebut dan mencoba sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah, setumpuk demi setumpuk. Sekarang kebencian menjadi peluang, peluang menjadi usaha, usaha menjadi harapan, dan harapan menjadi kebersamaan.


Siapa yang menolak kemajuan ini akan tersingkir dan terpojok, karena kita semua butuh energi yaitu energi terbarukan yang berulang. Maka, apakah media akan bertahan dengan berita politik dan isu yang selalu bermasalah? Saya yakin anda tahu jawabannya.

2030 Indonesia tidak pernah mati lampu lagi, orang-orang mampu membayar listrik penuh  langsung untuk setahun. Dipelosok desa-desa hingga dusun dengan penerangan dijalan hampir terlihat sepi, dikarenakan beberapa fasilitas ramai dikunjungi anak-anak muda berselancar didunia maya berusaha menengok jendela dunia. Beberapa orang duduk dibale-bale sambil membaca buku maupun sekedar diskusi, ini Indonesiaku dengan kemajuan yang bermanfaat akibat tumpukan-tumpukan yang kecil sebelumnya.

Komentar