Kenangan Tsunami 2005 (Late Post of Catastrophic)

Pada pagi yang tenang, sebuah keluarga di pantai Meulaboh yang lebih dikenal sebagai pantai Suak Ribee merupakan pantai yang terkenal akan keelokannya berpasir putih dengan nyiur kelapa sepanjang pantai dan kafe-kafe kopi yang menyajikan kopi gelas terbalik. Bo Armo yang dikenal karena kebiasaannya memakai pakaian militer, selepas solat subuh melihat orang-orang berkerumun dipinggir pantai. Tetapi ada yang aneh? Mereka jauh sekali dari pinggir pantai, lebih tepatnya menjorok jauh kearah air laut, ya air laut surut lebih dari 5 meter. Ikan-ikan menggelepar karena surutnya air laut dengan cepat, dan terlihat diujung cakrawala nampak seperti awan menghitam tinggi diufuk barat. Bo Armo tidak tahu apa yang akan terjadi dalam waktu 10 menit kedepan, itu bukan awan badai dari laut samudera Hindia tetapi Tsunami.



Kenapa Terlibat
Saya dan rekan-rekan sudah 2 bulan disana ketika Bo Armo bercerita, tepatnya di Meulaboh - Aceh Barat, belajar dan berpetualang meninggalkan kuliah dengan alasan sederhana yaitu menolong. Bersyukur beberapa dosen memberikan pengertiannya untuk semi cuti, berbekal surat tugas dari IAGI. Tetapi pengalaman hidup yang luar biasa saya dapatkan, pengalaman yang banyak mengubah hidup dan tujuan.

Pencarian air bersih untuk para korban Tsunami membutuhkan analisa awal, metode pendekatan yang dilakukan melalui pemetaan litologi melalui urutan batuan/pasir/material lepasan dari permukaan (sungai) dan sumur warga. Setelah itu dilakukan geolistrik dengan bentangan tegak lurus pantai, agar mendapatkan gambaran lapisan akuifer. Dari komposisi stratigrafi dan geolistrik, diketahui bahwa akuifer dangkal berada di 5 - 10 meter bervariasi kedalaman dan ketebalan rata-rata 1-5 cm berkomposisi pasir halus-sedang. Setelah diketahui komposisi awal maka langkah selanjutnya adalah tujuan utama, yaitu pengeboran.

Pengeboran dengan menggunakan mesin YBM-100 ditujukan untuk pengeboran dangkal, sedangkan pasir yang terpotong diangkat melalui media air dan bentonit terkadang ditambah campuran sedikit semen agar mengental (cara yang ekstrim). Material lepas yang terangkat oleh media tadi yang kemudian digunakan sebagai analisa lapisan akuifer, dengan menggunakan papan dan diatur secara berurutan material per meter tersebut ditempelkan agar diketahui kondisi lapisan bawah permukaan. Metode yang murah dan mudah serta tepat, walaupun terjadinya kesalahan bisa saja terjadi tetap ini cara yang paling sesuai. Pekerjaan lanjutan dilakukannya logging agar diketahui tahanan jenis per meter dan dikorelasikan keseluruhan bor per meter, begitulah cara yang diperlukan agar penyediaan air bersih bermanfaat juga secara keilmuan terutama geologi.

Yang Kadang Terjadi
Terkadang disela pekerjaan ditemukaanya beberapa cerita yang menarik, seperti pertemuan dengan WHO dan UNICEF dimana peranan geologi -utusan IAGI- begitu tepat guna dan langsung dampaknya kepada orang banyak, bahkan terkadang kami suka tertawa geli dengan bantuan dari negara-negara tetangga yang melakukan studi microseismic yang sangat menjadi pertanyaan. Bantuan kemanusiaan yang tidak berhubungan langsung dengan manusia juga menjadi pertanyaan, tetapi kami disana bukan untuk menilai organisasi yang datang membantu karena kami bertujuan memberikan bantuan juga.

Disela pertemuan UNICEF dan beberapa NGO ada cerita lucu, dimana saya diundang sebagai rekanan khusunya dari tim IAGI mengenai air bersih. Pada waktu itu setelah kami memasuki ruangan, bersamaan dua senior geologist dari Trisakti dan ITB. Saya ditegur oleh perwakilan UNICEF dan disalami sambil berkata "Terima kasih atas kedatangan kamu dan anak buah kamu, kami sangat menghargainya" dan saya ucapkan "Terima kasih juga sudah mengundang kami" sambil tersenyum-senyum karena dua senior tersebut bukanlah bawahan tetapi atasan saya dalam tim tersebut. Dan akhirnya saya kena ledekan sepanjang hari oleh seluruh tim, terutama kedua senior tersebut karena menjadi bos dadakan.

Dilain tempat kami terkadang bertemu dengan orang-orang GAM yang turun dari hutan hanya karena satu alasan, yaitu keluarganya.


Pengeboran Terakhir
Beberapa minggu sebelum saya kembali ke Jakarta untuk kuliah, dan mengikuti ujian yang sewajibnya diikuti. Kami kembali melakukan pengeboran, dan itu adalah dua pengeboran terakhir saya di Meulaboh. Di dekat bekas perkampungan dekat pinggir pantai, kami sudah mencapai pengeboran hingga kedalaman 23 meter. Ketika sore hari sebelum menyelesaikan pengeboran tersebut, saya dan seorang senior dari ITM menyempatkan berjalan disekitar puing-puing perumahan hingga menuju masjid yang tiangnya jatuh searah air tsunami. Kami melihat dari kejauhan seorang bapak yang sedang memungut sisa-sisa barang diantara reruntuhan rumah, rumah yang kondisi dinding pintu dan kayunya masih berdiri tetapi hanya itu saja sisanya, bapak itu adalah Bo Armo.

Bo Armo keluar dari pintu rumah sambil terheran-heran melihat warga berkumpul dipantai yang surut hingga 5-10 meter, mereka berlarian dan sebagian mengumpulkan ikan yang menggelepar begitu saja dipasir. Mereka semua tidak tahu, termasuk Bo Armo pun tidak tahu apa-apa dan membiarkan kedua anaknya yang masih sekolah dasar bermain dipantai.

Rupanya sebagian warga bercerita terjadi gempa kecil pukul 7 tadi pagi, berselang 30 menit kemudian air surut sepanjang pantai Suak Ribee dan kemudian orang-orang berkerumun dipantai karena heran dengan fenomena alam tersebut. Dikejauhan terlihat seperti awan badai, hitam diufuk barat. Berselang hampir 30 menit kemudian terjadi gempa yang cukup kuat dan seketika pula awan hitam tersebut mulai nampak buih dibagian atas yang semakin lama semakin tinggi dan semakin nampak seperti gelombang ombak yang mencapai 3 ukuran pohon kelapa. Mendekati darat Bo Amro berteriak memasuki rumahnya yang dipinggiran pantai tersebut, mengumpulkan seluruh keluarganya dimana air pantai semakin surut sejauh 10-20 meter dilihatnya dari jendela rumahnya. Tidak lama berselang air bah menghantam dengan keras, cepat, dan tanpa ampun.

Ya gempa pertama diperkirakan sebagai hasil zona tumbukan pada lempeng samudera Hindia dan Benua Sumatera, dikenal juga sebagai zona subduksi Sumatera-Andaman. Gempa pertama diperkirakan menyebabkan surutnya muka air laut sepanjang pantai Aceh bagian barat dan utara, disusul kemudian gempa berikutnya disebabkan kestablian lapisan lempeng sehingga menyebabkan pergerakan patahan horisontal yang bernilai > 9 skala Ritcher. Air laut yang tiba-tiba berkumpul dan mengalami lonjakan bergerak mencari ruang kesegala arah serupa dengan gelombang air akibat tetesan diatas muka air, bedanya ini gelombang yang dahsyat.

Bo Armo memegang kedua anaknya yang tadi bermain diluar, sedangkan istrinya dikasur memegang erat-erat bayinya sambil melihat ke suami dan anak-anaknya. Hanya kuasa Allah SWT semata dia bisa memegang ketiga anaknya dan mengumpulkan mereka kembali, hanya satu orang yang dia cintai tidak diketemukan kembali. Jika lirik lagu Rafly pada lagu Anuek Yatim ditujukan kepada sang ayah, kali ini ditunjukan kepada ibundanya. Kami semua terdiam tanpa tanya atau bersuara sekecil apapun selain mengucapkan belasungkawa didalam hati kami yang menciut, kami mengucapkan pamit dalam lemah dan tidak berdaya kepada Bo Armo sembari mendoakan terbaik kepada dia dan orang-orang yang mengalami cobaan serta agar diberi kesabaran.

Renungan
Kami menaiki mobil bak kami yang sesak, tetapi lebih sesak lagi akan perasaan yang tiada kuat menahan beban cerita Bo Armo. Sudah pukul lima sore hari, langit senja berwarna jingga. Kami terdiam menatap ujung cakrawala sambil mendengarkan radio yang sudah kembali beroperasi, tiba-tiba diputarkan lagu yang sedih tetapi sarat nasehat anuek yatim. Kami kembali kepada fikiran masing-masing, dibutuhkan kekuatan sabar dan doa agar kembali menjadi lebih baik, dan bermanfaat untuk orang banyak.

Sumber:

Komentar