Mengukur Diri Sendiri

Bicaranya lantang, suara dan tonasinya jelas dan terutama dia tahu apa yang  ingin disampaikannya. Diwaktu yang berikutnya orang yang berbeda bicara dengan keyakinan tinggi, suaranya pasti, tetapi sayang sekali dia tidak tahu apa yang dia sampaikan. Ini yang menjadi perhatian saya ketika duduk menjadi juri dalam paper kontes di universitas terkemuka, dan menilai berdasarkan beberapa faktornya.

Ada sekitar 8 presentasi baik sendiri atau grup, dengan materi yang kuat dan fokus hingga kuat tetapi tidak fokus. Dalam waktu relatif pendek dan beberapa kekurangan, alhamdulillah kegiatan berjalan lancar.

Dalam acara tersebut ada 3 hal utama yang menjadi perhatian saya yaitu, materi - target - cita-cita. Saya bahas satu persatu berdasarkan berdasarkan pengetahuan saya hingga saat ini.


Materi, berdasarkan topik geo investment and global optimization 80% materi yang disampaikan tepat sasaran. Terutama kebutuhan global energi, dilihat dari sudut pandang geologi beberapa sangat mencolok. Untuk energi beberapa ide/gagasan mengenai keterdapatan dan metode serta penawarannya, sumberdaya alam selain minyak mentah/fosil menjadi kemenarikan dengan target dan rencana yang berkelanjutan dan terus berkembang.

Sedangkan ada pembahasan lain seperti sumberdaya batuan untuk konstruksi dan infrasuktur yang potensinya belum disentuh oleh geologist secara terbuka, mungkin dikarenakan metode dan pendekatan tambangnya dinilai mudah dan tidak populer. Selain itu metode yang belum terlalu disinggung adalah pendekatan landsat untuk slope dalam pembangunan daerah baru maupun optimalisasi daerah yang sudah stabil. Diperlukan perhatian besar ilmu geologi terhadap potensi daerah potensi bahaya akibat gejala alam seperti longsor, gempa, letusan gunungapi, tsunami, banjir, penurunan tanah-muka airtanah, dll.

Target, berdasarkan analisa geologi. Secara ilmiah potensinya bisa disebutkan secara hipotesa, beberapa sudah terukur dan bisa dimanfaatkan secara komersial. Dilihat secara investasi riil, tambang batuan mempunyai kelayakan keuntungan finansial dan non-finansial. Tetapi jika berbicara itu saja maka sangat disayangkan, akan lebih baik jika lahan tambang yang sudah dibuka menjadi studi kasus riil lapangan yang bisa dilakukan rekayasa ekonomi oleh pihak ilmiah khususnya dari kampus.

Target yang menarik dari tambang-tambang baik non-migas maupun migas dapat dijadikan bahan studi kelayakan tambang secara berkelanjutan maupun tambang yang mempunyai skala bertahap dan berkembang.

Cita-cita, sederhananya adalah keberlangsungan kemandirian masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang ada dan mengembangkannya dari segi keberlangsungan hidup dan ketahanan energi. Energi yang mempunyai daya tahan dan bergerak menuju perluasan dan pengembangan.

Dari materi yang disampaikan, cita-cita sebenarnya belumlah disampaikan secara kuat. Berbagi kepada masyarakatlah seharusnya dijadikan tujuan utama, hitung-hitungan secara nyata bahwa ini energi yang mudah dan sangat murah. Ini dinamika tambang yang pemanfaatannya baik dan terjangkau masyarakat sehingga melemahkan industri yang terlalu menguasai pasar.

Saya sadar dengan adanya diskusi didalam acara tersebut bukan saja materi yang luar biasa, akan tetapi juga mendapatkan pelajaran bagaimana penyampaian yang tepat serta apa yang kita cita-citakan dalam ide ketahanan mendatang dalam energi dan kelayakan usaha tambang tepat guna dan terjaga. Menggali ide lebih dalam, mempertajam visi-misi dengan data yang tepat guna serta menganalisa berdasarkan hubungan yang timbal balik.

Saya merasa masih jauh pengetahuan dari peserta-peserta yang menyampaikan cerita dan berita mereka, saya hanya memiliki pengalaman lebih dalam hal ini. Itulah ukuran diri saya sendiri, perbaikan serta yang terpenting pelaksanaan ide dan cita-citanya.

viva Nusantara

Komentar