Boleh Pergi Lebih Dulu, Boleh Lah!!

"Ini gores-garis, patahannya ini dan bisa diukur kok". "Kalau gitu elo tolong ukurin lah, gw lagi nyatet nih", "Engga ah! males, gw cuma nemenin lapangan lo aja, masa lo ga bisa ukur sendiri?". "Bisa gw, cuma tolonglah Rul?!". Saya pun akhirnya mengukur struktur geologi itu setelah dia memaksa beberapa kali. Percakapan ini terjadi dua arah, disiang menjelang sore, dilokasi daerah pemetaan geologi sekitar Gunungkidul, zona karst, Jawa Tengah bagian selatan.

"Gw gak ikutan ya, terserah lo berdua, gw capek nih, duduk aja" sahut seorang cewek bertubuh kecil menemani kawan kelapangan. Hari berlanjut, senja datang dan kami kembali ke tempat menumpang inap selama beberapa waktu hingga semua data terambil dan kembali berkumpul di jogja dan pulang ke Jakarta. 

Salah satu kenangan dari banyaknya kenangan yang saya ingat, mulai dari perkenalan di 201, gunung gede, jogja, malang hingga pertemuan di acara Alumni, atau sekedar wasap untuk rencana ketemuan, dan makan bersama di kedai makan menu manado. Berbicara tentang bisnis dan dukungan tersembunyi untuk RockGeo, karena dia pun sadar betul dengan kondisi tambang, tetapi jarang sekali kami berdiskusi geologi. Mungkin disebabkan pengetahuan geologi dianggap tahu sama tahu, sehingga dianggap tabu untuk dibicarakan secara serius maupun santai. Simpan saja geologi kita di kantong, bicara yang lain nampaknya lebih menarik. 

Satu hal dalam diskusi yang selalu saya ingat adalah, saya maupun dia selalu berseberangan dalam pendapat, bahkan untuk masalah remeh temeh, atau remah-remahnya. Bilamana saya bilang A seketika itu dia bilang Z, ketika dia bilang kanan maka saya malah bilang rem! Entahlah? mungkin itu kesengajaan kami semenjak berkawan di bangku kuliah, mungkin kami seakan-akan harus berbeda pendapat. Tetapi ajaibnya dia lebih banyak mengalah, untuk setiap hal yang perlu dilakukan baik di organisasi maupun dalam hal-hal tertentu. Mungkin dia sekedar menyenangkan hati temannya saja, dan saya pun tega memaksakan pendapat!

"Boleh lah!" jawab saya sekenanya ketika dia bertanya apakah boleh menggunakan sarung ketika acara makan malam di Bayat, Klaten, Jawa Tengah untuk kegiatan kuliah lapangan I geologi. "Ah serius lah Rul?" tanyanya sekali lagi sambil tertawa. "Boleh lah!" Semua tertawa karena kalimat itu, berlanjut mandi sore. Malamnya ketika acara makan, saya pun takjub dengan penampilannya malam itu, menggunakan kaos polo dan bersarung! Sebagian ketawa, dia pun bilang "Boleh lahhhh!" berulang-ulang. Makan malam itu pun berjalan tenang, hingga setelah makan dia pun dipanggil dosen, dan disuruh ganti celana panjang. Besok paginya kena hukuman scotjump entah mungkin 100x? Maka boleh lah, ada kalimat pamungkas setiap pertanyaan muncul diantara kami. 

Saya tidak patut menuliskan kesedihan disini, karena blog ini saya buat untuk kebahagian. Tidak patut juga menampilkan emosi, karena harapan kepadanya adalah diterima amal ibadahnnya dan dihapus dosa-dosanya. 

Saya pun berandai-andai jika dia sempat bertanya "Boleh gw pergi duluan Rul???". "Boleh lahh! Siapa yang tau kapan perginya bukan?" Kali ini saya jawab sesuai pertanyaan.

-------------
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ
Semoga amal ibadah mu diterima dan dihapuskan dosa-dosamu kawan oleh Allah SWT.
Mizuari Rachman, 21 Okt 2016

Komentar