Bagaikan dua koin yang berlainan
sisi, Indonesia dibagian barat dengan aman dan sukses menyeleraskan pembangunan
dan peningkatan nilai sumberdaya alamnya terhadap nilai kemampuan manusia yang
berkeinginan berfikir praktis dan sistematis. Terbukanya jalur industri dan
perdagangan begitu menguat dan mampu memecahkan kebuntuan politik yang terlalu
banyak polanya tersendiri. Sedangkan disisi timur Indonesia, gelora dan geliat
begitu drama dan menyakitkan, bahkan berdarah-darah! Kemajuan tidak bisa
beradaptasi dengan manusianya, terhambatnya informasi dan perkembangan
teknologi, ekeonomi dan pendidikan. Berpengaruh besar terhadap nilai sumberdaya
alamnya dan tentu saja sumberdaya manusianya itu sendiri.
Koin dua sisi ini, menyebabkan
ketidakselarasan pergerakan Indonesia menjadi lebih maju dan berdaya saing.
Padahal matahari itu hingga saat ini, terbit dari timur dan terbenam kebarat.
Bukankah bermekaran bunga-bunga dimulai dari terbitnya matahari? Kenapa
mekarnya bunga-bunga disebelah timur terlambat dibandingkan sebelah barat?
![]() |
Peta Tektonik Indonesia, Rully 2016 |
Geografi, Geologi, Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi dan Politik
Secara geografi, semua manusia
Indonesia mengetahui bahwa bentangan alam di bumi nusantara merupakan kepulauan
besar dan kecil yang berjajar dari timur kebarat dihubungkan lautan yang sangat
Indah. Iklim yang sangat bersahabat untuk ekosistem tumbuhan dan hewan serta
manusia tentunya. Aneka ragam limpahan sumberdaya laut, dan darat serta tidak
terlupakan salah satu sumber oksigen dunia dengan kekuatan hutan hujan yang
kompleks. Sudah pasti kecemburuan ini dimiliki oleh negara-negara beriklim
subtropis hingga kekutub, dimana matahari penyokong dunia dan alam semesta
tercurah di negara kepulauan kita.
Belum lagi jika berbincang
tentang geologi nusantara yang layak disebut ciri-ciri tatanan tektonik dunia
yang melegenda, dengan sebutan teori tektonik lempeng. Daerah yang subur akibat
melimpahnya gunungapi baik yang aktif atau yang tidak aktif, pergesaran
rupabumi yang menakutkan, tapi juga bisa melimpahkan sumberdaya alamnya,
lapisan-lapisan batuan dan tanah yang menyimpan sumber-sumber bermanfaat bagi
manusia secara terus menerus.
Pendidikan yang terus berkembang
menyesuaikan dengan kebutuhan dan teknologi. Ekonomi yang terus merubah visi
dan misinya terhadap kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat. Serta politik yang mengikuti
hukum stratanya dan berputar mengikuti pola matahari, dimana hari ini
demokrasi, besok bisa berubah menjadi monarki atau melompat menuju Tirani atau
Aristokrasi.
Semua kebutuhan masing-masing itu
tentunya bisa bersangkutan menjadi gejolak yang meningkatkan kualitas layak
hidup kelompok atau sebuah negara yang mampu bermekaran secara bersamaan atau
simultan melalui periode-periode bersejarahanya.
Globalisasi Geopolitik
Perang tentu merupakan ideologi
yang salah untuk menyelaraskan kondisi geopolitik dibelahan dunia mananpun.
Penguasaan atas materi dan sistem disuatu negara tidak akan pernah menjadi
jalan keluar untuk menyelaraskan kemajuan dan perkembangan era globalisasi.
Kesadaran akan kerjasama yang seimbang tanpa memaksakan nilai-nilai yang dianut
oleh kelompok yang memiliki nilai tukar untuk pendidikan, kesehatan dan ekonomi
diperlukan dalam politik praktis dilingkup lokal hingga negara. Kita secara manusia
dewasa sebaiknya mampu menerima perkembangan kemajuan dengan menjaga kearifan
Indonesia yang sudah mendunia, maupun sebaliknya.
Komentar