Gemintang dan Kerlipan Menggoda di Buritan Kapal

Menembus rimba belantara hutan bakau dimalam kelam tanpa bulan, posisi bintanglah yang menjadi penunjuk kapten kapal tangkring menuju pelabuhan dikota kecil belahan bumi nusantara.

Dia mengambil posisi berdiri menginjak setir kapal, sembari menajamkan mata membelah siluet tanpa cahaya. sudah biasa matanya melihat kedalam kegelapan, mungkin kelipan kunang-kunang laksana lampu tembak raksasa di lapangan gelora bung karno. bagi saya jelas tidak ada persamaan seperti itu.

cahaya yang saya dapat, hanya temaram lampu kapal 5 watt yang kuning. mengisi sisi-sisi kapal. perjalanan mencapai 1 jam, menuju terangnya cahaya di pulau Sumatera.

Kali ini mendadak, mendapat panggilan untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum ada titik temu. tapi tak mengapa, sudah ada elok nan gemerlap bintang malam menemani kali ini. Romantisme nuansa ketiadaan daya dan upaya sebagai manusia menunjukan kepada diri sendiri untuk bersyukur dalam mengingat kehebatanNya.

Diujung-ujung siluet sesekali nampak kerlipan lampu yang berjejak dipermukaan air yang lembut mantulkan kapal. Para pencari ikan disepinya malam, tanpa keangkuhan akan kemampuannya dalam menghadapi malam tanpa cahaya. mereka orang-orang tangguh tanpa pilihan, kemampuannya dalam nelayan adalah keputusan yang turun temurun.

Disebelah kiri, saya melihat banyaknya lampu terang benderang, kerlipan memukau itu rupanya keramba-keramba rumah milik nelayan. mereka penangkap ikan ulung dan penangkaran biota laut.

Anehnya saya batu menyadari, pecahan ombak yang dibelah oleh buritan kapal bercahaya, berpendar hijau dan biru. indah sekali, menggoda mata untuk melihat lebih dalam meninjau dan rasa ingin menyentuh. lupa akan bintang-bintang yang mulai tertutup awan

Alam punya caranya sendiri, jutaan organisme yang hidup di air melengkapi tatanan hidupnya.

saya bersyukur lebih dan bertambah. saya jatuh cinta pada lautan, organisme yang mengeluarkan cahaya indah ini membuat rasa syahdu akan kecintaan pada Illahi.

mendekati pulau sumatera yang megah, saya menyadari cahaya berpendar diburitan menghilang. Sedih dan senang berbaur menjadi satu, memadukan kebahagian menuju cahaya terang dan peraduan yang nyaman malam ini, dengan kesedihan meninggalkan gelora laut yang memukau tiada bandingannya.

Saya terlanjur jatuh hati pada laut yang bersih dan mempesona dikala malam. Sampai jumpa jutaan cahaya biru kehijauan dipekatnya malam.

Komentar