Apakah Kita Geologis nan Manja

Coba baca, lalu pahami, kemudian tuangkan tektonik-nya daerah yang akan kita tuju tersebut kedalam sketsa-grafik-tulisan yang menjadi landasan pemikiran utama atas lingkungan geologinya. Kemudian, petakan kemungkinan potensinya berdasarkan tektonik dan geologi regional daerah tersebut.

Kalimat diatas bukan kalimat percakapan biasa mengenai perkuliahan atau pekerjaan, karena itu percakapan ahlinya ahli, intinya inti, core of the core bagi geologis untuk memahami daerah yang akan dia teliti. Entah itu akan berkaitan dengan potensial sumberdaya migas-tambang, air-lingkungan-kebencanaan, hingga geowisata yang didengung-dengungkan melalui visi-misi geopark.

Geologis Dilokasi Pengeboran (NHM, 2012)
Dikembalikan kepada geologis yang akan tugas akhir, geologis muda yang bertualang ke suatu daerah akibat dikirim ke hutan rimba negeri antah berantah, maupun para pakar yang duduk dimeja kayu beralaskan kursi lembut berlapis kulit domba. Sebagian (saya tidak menyebutkan seluruhnya) menjadikan tektonik adalah momok yang menyakitkan, karena membuat tulisan diatas kertas menjadi kering kerontang atau kemudian berubah kembali menjadi pohon lebat.

Menyakitkan, karena tektonik adalah ilmu murni yang merupakan filosofi berfikirnya geologis untuk menjabarkan lokasi yang sedang dia injak-injak atau lokasi orang yang entah sampai kapan belum tentu dikunjunginya hingga akhir hayat. Bahkan bagi para geologis yang dulu berseragam rompi atau sepatu lapangan dan kemudian berganti baju batik (seragam nasional) dan bersepatu kulit licin mengkilau-pun bisa jadi terkikis pengetahuannya mengenai konsep tektonik.

Sehingga perbincangan diawal, menjadi batasan seorang geologis untuk menjadi manja. Tidak berkeinginan untuk membongkar buku-buku tentang geologi, jurnal-jurnal terbarukan, dan kamus terupdate tentang falsafah geologi. Karena perbincangan apapun dalam kehidupan nyata, geologis memiliki tanggung jawab moral untuk meluruskan pengetahuan tentang bumi yang dipijaknya. Berbgai informasi mengenai apakah daerahnya aman dari bencana? apakah ada potensi yang bisa di kembangkan didaerahnya? bagaimana geo-politik berpengaruh terhadap kebijakan populis didaerahnya? bagaimana distribusi geo-ekonomi bisa berjalan secara baik? dan seterusnya.

Ya, bahkan saya bukanlah ahlinya ahli, intinya inti, dan core of the core dalam perbincangan diatas. Jika melalukannya mungkin hanya mencapai cakupan pembantu ahlinya ahli, pembantu intinya inti, dan outside core of the core.

Tetapi bukan berarti kita menjadi manja, yang kemudian mengkikis dirinya dan tersenyum kecut ketika perbincangan geologi bukan menjadi komoditas utama kita lagi.

Ini adalah otokritik, jangan menjadi sensitif. 
Nitizen haters mohon tidak komentar

Komentar