Kekuatan Silaturahim dan Perasaan

Sungguh indah kekuatan silaturahim yang diajarkan Rasulullah. Membina hubungan, menguatkan kerjasama, mengentalkan persaudaraan maupun mengencerkan perasaan yang sempat atau bahkan mengendap.

Ketika menulis ini, saya sempat berfikir bahwa saya bukan orang yang begitu memperhatikan urusan silaturahim bahkan dengan teman sekalipun, walau saya suka bertemu dengan teman atau melihat keponakan.

Dua hal pengalaman yang berbeda ketika bertemu dan berkumpul dengan orangtua dan suadara serta keponakan saya. ketika itu perasaan senang berkumpul dan berbincang serta bercanda ditemani istri. Akan tetapi saya masih dalam kondisi mengerjakan laporan akhir untuk pekerjaan konsultan, sehingga terlihat seperti setengah perasaan ke keluarga dan setengah lagi ke pekerjaan. Sedangkan satu lagi ketika bertemu teman di tokonya dan berbincang mengenai rencana dan cerita masing-masing apa sudah kita lakukan dan apa yang bisa kita lakukan kedepannya, dia sudah memulai usahanya setelah pekerjaan terakhirnya di Afrika.

Kekuatan silaturahim yang pertama jelaslah saya melakukannya dengan kekuatan yang tidak optimal sehingga tidak terlihat kuat ketika datang dan perasaan yang tidak tercurah seluruhnya. Mengapa hal ini bisa terjadi, adalah saya tidak meluangkan waktu yang belum tentu bisa saya miliki lagi kedepannya untuk mereka bahkan untuk saya sendiri nikmati. Jelas tidak ada kekuatan dan perasaan yang hebat, niscaya dibandingkan dengan situasi medan perang maka kapal perang saya sudah tenggelam diperjalanan karena lambung kapal yang bolong akibat karat yang tidak saya perbaiki dan dilalaikan oleh hal yang sepele.

Kekuatan silaturahim yang kedua walaupun waktu yang sedikit, dan tidak direncanakan saya bisa merengkuh dua keuntungan. Yaitu, berbagi pengalaman dan semangat dalam usaha, dan juga dua rencana dalam usaha kedepan jika Allah mengizinkan. Jika diibaratkan pedagang buah, saya berangkat terlambat ke pasar akan tetapi mendapatkan untung besar karena buah yang saya bawa lebih segar dibandingkan penjual buah yang lain. Maka jelas saya dalam semangat untuk perencanaan kedepan dengan perasaan bersyukur dan bahagia.

Kesadaran ini saya dapatkan setelah teguran yang sangatlah halus sehingga saya sendiri terjebak dan terbuai akan pengalaman yang belumlah seberapa.  Semoga kedepannya saya bisa lebih baik dalam menyusun kekuatan dan menyusun perasaan agar tidak mengalami kekalahn akibat kelalain, dan membawa keuntungan pulang kerumah dan bisa berbagi dengan sudara dan saudara seiman.

Bismillah

Komentar