Batugamping Putih Mempesona, Mengitari Nusantara

Waktu yang lalu, saya duduk menemani bapak tua dengan selempang handuk kecil dilehernya dikala istirahat menggali dan mengangkut batu-batu putih. “Untuk dijual pengisi perut dan anak-anak sekolah mas” Begitu jawabnya, ketika saya tanya Dikemanakan batu-batu putih itu? “Saya hanya orang kecil, yang tahunya dari pagi pegang linggis, palu dan pahat. Ketok, pecahin, angkat, udah dapat duit hari ini”. Jawabannya ketika saya tanya lagi jualnya kemana. Miris, kedudukan orang kecil yang hanya tahu bahwa cara mendapatkan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan mengandalkan tenaganya saja. Padahal pekerjaan itu berat dan beresiko kecelakaan hingga fatal. Kalau fatal, bagaimana dengan mengisi perut dan biaya sekolah anaknya? Sebaik-baiknya rezeki yang diusahakanpun adalah dengan ilmu.

Indonesia itu sejatinya laut! Iya lautan yang membentang ribuan kilo dari timur Papua hingga ke barat Aceh. Pesonanya tidaklah diragukan lagi, jika bisa Geopark diusulkan dengan mudah oleh Pemda setempat, maka kita akan punya jutaan Geopark yang tidak ekonomis untuk ditambang lagi! Pendepatan kita, bukan sumberdaya mineral atau hutan lagi. Tetapi wisata dan energi terbarukan, seperti diluar negeri. Hijaunya Indonesia akan mempesona dunia, dan mungkin membayar mahal untuk kebutuhan oksigen dunia. Serta tidak ada lagi protes-protes negara tetangga tentang kebakaran hutan yang disebabkan pembakaran liar, TAPI!? Yang ini mungkin masih ada, karena kebiasaan yang sudah dilakukan semenjak dulu, suku-suku yang berpindah ladang.

Sedangkan geliat ekonomi yang menarik adalah, batugamping itu bukan untuk semen saja! Berjuta-juta ton yang diambil dari batugamping yang kemudian diolah dalam proses kimia untuk meningkatkan nilai CaO dan dalam bentuk bubuk (< 0cm) yang digunakan untuk hampir semua jenis industri. Industri yang menggunakannya mulai dari besi-baja, nikel, alumunium, emas, kemudian kertas, plastik, makanan, pupuk, pewarna, dst. Peningkatan nilai produk ini sejalan dengan cita-cita nasional untuk meningkatkan nilai jual produk dari batugamping materal mentah sebagai produk awal tambang. Sedangkan proses peningkatannya bisa dilakukan secara kimia, yaitu dengan pembakaran, atau dengan air dan udara, tentunya konsep ini lebih lanjut bisa lebih detail dijelaskan oleh ahli kimia.
http://www.strategyr.com/pressMCP-6124.asp
http://www.strategyr.com/MarketResearch/Limestone_Lime_Market_Trends.asp
Namun sayang, kebutuhan batugamping bernilai ekonomis ini belum disokong oleh pertambangan yang berkualitas dan berjangka panjang, serta belum hadirnya teknologi dalam negeri yang mempunyai daya saing terhadap produsen batugamping olahan bernilai tinggi. Kita masih tertinggal secara teknologi oleh eropa yang banyak mengusung bio energi, sedangkan market produk tentunya mengglobal, termasuk Indonesia. Beberapa produk yang berkaitan langsung hasil penggunaan olahan batugamping adalah kertas. Kertas yang digunakan oleh si anak bapak tua penggali batugamping.

Tetapi memang kebutuhan batugamping pada produk semen masihlah sangat tinggi, kebutuhan dunia untuk penggunaan konstruksi masih sangat besar dan terus tumbuh. Peningkatan ini tentunya sangat wajar mengingat bertambahnya jumlah manusia setiap tahunnya, artinya kebutuhan tempat tinggal dan akses yang terus menerus. Walaupun tidak kalah berkembangnya kebutuhan manusia untuk industri strategis seperti kertas tadi, atau produk bersamaan dengan konstruksi tersebut seperti cat dan tekstil.

Bentang alam Indonesia yang luar biasa disertai anekaragam jenis batuan, yang menghasilkan kualitas batugamping CaO > 52%, tentunya menyebabkan nilai tambang yang baik, keuntungan pendapatan dan nilai sosial masyarakat tentunya. Akan tetapi, hasil tambahan dengan teknologi modern mampu meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik. Serta tidak lupa, bahwa teknologi maju harus disertai pemahaman pengelolaan lingkungan yang sesuai, agar nilai layak hidup disekitar tambang dan industri satu pintu bisa dirasakan dengan nyaman dan aman.

Suatu saat bapak tua tersebut sedang asiknya menikmati kopi sembari membaca koran dengan terbata-bata. Dia memang buta aksara sebelumnya, tetapi sokongan perusahaan dan pabrik layak teknologi memberikan kursus dan kesempatan belajar bagi semua orang yang ada disekitar area tersebut. Anaknya yang dulu lusuh berdebu, kini bekerja dengan profesionalisme diperusahaan berteknologi kini. Mengolah batugamping di pabrik kiln untuk meningkatkan CaO pada gamping agar menjadi produk bernilai jual tinggi. Diluar pabrik, baru saja kereta hydrate dan oxide lime dikirim ke pabrik kertas, plastik, dan baja yang kini berdampingan ditanah nusantara.

Sungguh suatu keniscayaan!

#Mengenang pak AT, revolusi teknologi untuk berkembangnya Indonesia. Serta masih banyak pencetus majunya Indonesia yang gagal pentas karena politik!

MERDEKA!



Komentar