Ikat Pinggang Mineral Indonesia (Indonesian Mineralization Belt)

Ketika merasakan lapar dalam hitungan jam atau hitungan hari, maka ikat pinggang akan semakin dikencangkan karena celana akan merosot, perut terasa lebih ringan dan mengencangkan mental dari rasa lapar yang semakin kuat. Filosofinya adalah melupakan rasa lapar dengan menahan gerak atau aktifitas perut, walaupun perihnya lambung akibat asam yang terus meningkat. 

Maka lupakan rasa kopi, dimana kopi merupakan salah satu komoditi indonesia masuk 5 besar dunia. Jelas yang diinginkan adalah masuknya kalori dan protein kedalam perut, syukur-syukur makanan tersebut masihlah hangat disertai hidangan teh Indonesia yang manis, maka berkuranglah tingkat asam lambung hingga ke level intermediet atau mungkin menuju basa.

Begitupun dengan sabuk mineral Indonesia yang jika ditempuh pengamatannya berdasarkan tektonik yang sangat aktif, dimana penunjaman, pengangkatan, pemisahan mempengaruhi kondisi aktifitas terobosan magma baik di lempeng samudra maupun benua. Mari bicara mengenai benua yang membuncit laksana perut akibat semakin berisi (yang konon katanya semakin buncit semakin makmur, sambil mengelus-elus perut), berisinya ini disebabkan oleh penuhnya perut yang datangnya dari dalam dengan secara terus-menerus terisi cairan kimia basa-asam dan asam-basa.

Sabuk magmatik bersamaan dengan sabuk mineral bentuk dan sebarannya, seperti gambar di simbol IAGI, laksana naga mamanjang dan melengkung dengan kepala ada di timur (Papua) dan buntut di barat (sumatra) mencirikan tanda yang sangat jelas. Dimana kepala mencirikan jenuhnya aktifitas tektonik pada daerah tersebut,  membuat sakit kepala naga dan rasanya seperti diangkat, dibalik, diterobos, ditunjam, dibolak-balik, sungguh luar biasa tekanan yang dialami oleh kepala naga. Akan tetapi jangan tanya apa yang disimpan oleh isi kepala tersebut, tersedianya seluruh sumberdaya alam dengan tantangan eksplorasi yang dahsyat.

Bicara mengenai kepala "ikat pinggang" terlihat sebaran metalisasinya sangat indah, beberapa pengangkatan (obduksi) yang diterobos oleh asam menghasilkan ubahan luar biasa (porifiri basaltik) muncul dengan sebaran luas akibat ke enceran basa tersebut, bahan besar-besaran pada sedimen akibat pembakaran dibawahnya (skarn) hingga akumulasi nikel akibat didorong keatas akibat pusingnya sang naga dan terlemparlah kumpulan Fe-Mg tersebut. 

Bagian tengah yang diduduki pangeran hitam nan manja tidak akan berkuasa apabila diganggu oleh gerak naga, sabuknya sendiripun memajang relatif barat-timur hingga baratdaya-timurlaut. Ekornyapun tidak mau kalah oleh gerak kepala naga, layaknya "barongsai" kibasannya yang lembut tapi tegas menyimpan kantong-kantong cairan hitam dan dua generasi metal dari siklus basa ke asam dari barat ke timur pulau sumatra, hingga menghasilkan emas di punggungan bukit barisan dan pulau timah di bangka-belitung.

Permasalahan yang timbul dari ikat pinggang yang semakin kencang adalah, sesak nafasnya pemilik ikat pinggang itu sendiri. Di Indonesia, kadangkala masing-masing ikat pinggangnya berbeda jenis, ada yang dari akar, bambu, jerami, bahkan dari eceg gondok, walaupun sempitnya tidak selalu sama tapi kadar asam mncul hingga kepermukaan yaitu mukanya yang makin masam akibat ketidakmampuan otonomi lokal memberikan kunci yang tepat bagi pemilik untuk mendamaikan panasnya perut karena kelaparan, hingga berakibat kesenjangan isi meja makan.

Sudah kewajiban para geologist untuk membedah secara terbuka untuk kebutuhan masyarakat atas lingkungan yang sehat dan bersaing tanpa hanya memperhatikan ikat pinggangnya sendiri yang terselip kompas dan palu geologi.

Komentar

Anonim mengatakan…
Wahh bagus tuh mas klo ditambahin gambar menganimasikan penjelasan kepala naga sampai ekornya
rullysyauzie mengatakan…
Anynomos : bukannya ga mau ksh gambar, tp buatnya bkn pake laptop, jd ga ada gambar yg bs di masukin (berhubung gambar dilaptoo smua)