Konsisten Kerangka Berikutnya Dalam Berusaha & Sabar (Entrepreneur Ph2)

Setelah mantra pertama dijalani "Man Jadda Wa Jadda", maka hadapilah mantra kedua "Man Shabara Wa Zhafira", begitu yang disampaikan oleh Ahmad Fuadi dalam buku keduanya Ranah 3 Warna. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti (inshaAllah) berhasil, dan siapa yang bersabar pasti (inshaAllah) beruntung, mantra pertama dijalankan dengan rezeki ide dan keyakinan, akan tetapi dalam setiap usaha dibutuhkan mantra kedua yang dibutuhkan kunci sabar.

Beberapa orang datang dengan ide yang biasa saja, sederhana, mudah dan murah. Sedangkan sebagian lain datang dengan ide yang luar biasa, kompleks, bisa berbiaya mahal atau bahkan tanpa biaya sama sekali, atau bisa kompilasi dari kedua ide dan caranya. Semua sah-sah saja baik ide yang datang setelah merenungkan yang lama, atau mengambil ide orang lain dan memodifikasinya atau bahkan diambil begitu saja dan dijalankan sesegera mungkin. Tidak ada yang bisa menyalahkan karena dunia dan penghuninya terlalu besar untuk kita sendiri yang mengusahakannya, bahkan atas nama hak cipta tetap bukanlah arogansi pribadi atau grup.

Eksekusi ide dan berusaha dijalankan, hampir bisa dibilang lebih mudah dibanding menjalankan idenya secara konsisten, berkelanjutan, membangun usaha hingga bisa berjalan secara baik dan berkembang ditahun-tahun berikutnya. Kemampuan untuk berkembang dan bertahan haruslah diusahakan setelah berjalannya ide tersebut, diperlukan ketekunan dan jiwa yang sabar untuk mengumpulkan pundi rezeki yang tidak akan pernah dimiliki orang yang tidak pernah mencoba idenya tersebut.

Saya tersadarkan setelah berkomunikasi via email grup, sambil ketawa dan malu karena salah sebut status, kunci yang tertinggal dalam tulisan Mimpi, Nilai-Nilai (Value) dan Konsisten Dalam Berusaha (Enteprneurship Ph1) yaitu kesabaran. Ada baiknya saya ulas dalam kerangka selanjutnya yaitu fase kedua.

IDE
Setelah berhasrat menjalankan apa yang disukai maupun tidak disukai dalam usaha (bahasa kerennya bisnisisasi), aktualisasi usaha yang ingin dijalankan "sesegera" mungkin adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Mengambil contoh sendiri, saya "bermimpi" suatu saat akan menjadi konsultan independen dengan kompetensi yang sesuai dan profesional di geologi, khususnya mineral baik itu emas, nikel, biji besi, dll di tahun 2010. Kemudian datanglah kesempatan tersebut satu persatu dengan mengerjakan beberapa projek dari perusahaan pemerintah dalam eksplorasi emas di Jawa Barat, alhamdulillah datangnya tiga kali, mungkin ini yang didapat dari mantra pertama dan tentu saja keyakinan bahwa Allah SWT mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Tahun 2012 datang lagi ide untuk membuat usaha keluarga, pakaian muslimah yang diproduksi sendiri. Alhamdulillah awal tahun ini sudah berjalan, inshaAllah bisa berkembang semakin besar. Ide yang mengalir dari Allah, mengisyaratkan untuk membuka diri dan profesional dengan orang-orang dari luar keluarga untuk membantu mengembangkan usaha ini, usaha pertama yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun dan usaha yang baru berumur 6 bulan. Kemudian datang lagi ditahun yang sama ide untuk membuat usaha "kedai" kopi, sederhana saja alasannya, karena kopi panas atau dingin enak rasanya ketika diminum.

Inilah yang ingin dicapai, InshaAllah
Membakar kapal, dengan membakar kapal yang besar dan nyaman, tentulah "terpaksa" berenang dilautan untuk bertahan hidup, bisa berbagi, berjuang dijalan Allah SWT dalam dakwah, dst. Bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, kenyamanan sebagai geologist di perusahaan interansional dengan ruang gerak yang sangat dinamis, sesuatu hal  yang tidak akan pernah mudah untuk diputuskan, kecuali atas ikhtiar dan keyakinan terhadap Allah SWT.

Memulai Usaha
Ketiga-tiganya sudah dimulai, kecuali kopi (ambil frenchise dulu :p), membesarkannya dengan berbagai cara yang halal tentulah harus dilakukan secara terus menerus. Iklan verbal, iklan visual dilakukan dengan cara yang dinilai cukup semangat, inshaAllah selama masih yakin Allah yang memberikan rezeki dari arah yang tidak terduga, maka akan datang pula inshaAllah rezeki tersebut.

Man Jadda Wa Jadda, ilmu pertama yang harus dipegang teguh. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti (inshaAllah) berhasil. Mantabkan hati, mulai dari langkah kecil, dan jalankan segera. Produksi barangnya, atau ambil barang dari orang lain, atau dapatkan projek yang ada atau apapun itu dalam keyakinan tinggi bahwa itu halal. Sungguh-sungguh melaksanakannya, tidak membiarkan diri sendiri terbagi-bagi kedalam berbagai urusan yang mengurangi fokus atau melenakan sehingga lupa tujuan, dirapalah visi-misi yang besar, targetkan yang besar.
                                    -- Thinking Biggest, Walking Biggest--
Kesabaran = Konsisten
Sebenarnya tidak pas betul antara kesabaran dengan konsisten, dimana konsisten terhadap tujuan dan pencapaian sedangkan sabar adalah proses. Konsisten itu bernilai tinggi, disuatu pasar akan sangat menjual, seperti konsisten berjualan baju muslim dengan kualitas tinggi dan model yang bagus. Atau konsisten menjalankan profesionalisme dalam memberikan konsultasi geologi serta konsisten bertanggung jawab memberikan hasil yang baik dan benar. Atau juga konsisten berjualan kopi dengan rasa yang enak dan minum kopinya juga :)

Kesabaran tidak bisa dinilai, tidak mempunyai satuan angka atau benda berharga. Kesabaran adalah proses mencapai target, dibutuhkan keyakinan tingkat tinggi untuk mendapatkannya, keyakinan atas bantuan Allah dalam berusaha.
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; Sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)
Proses untuk berkembang dalam usaha, ketika dalam keadaan turun (merugi atau pas-pasan) maupun naik (untung) tentulah tidak mudah. Jika dalam suatu perusahaan proses kesabaran tidaklah terlalu terasa. Karena ada kesetabilan atau kenyamanan sehingga perlahan-lahan atau cepat posisi yang menguntungkan akan dicapai. Sedangkan kesabaran usaha ternyata (bagi saya) tidaklah seindah dengan datangnya ide, Teguh pada pendirian atau ide, menjalankannya harus bisa merasakan pahitnya dan sedikit sekali rasa manis. Maka dibutuhkan sesuatu yang Maha Super untuk bisa menolong hati agar konsisten dan terutama sabar.



Man Shabara Wa Zhafira
Sebenarnya terlalu cepat saya menyampaikan rumusan kedua, siapa yang bersabar pasti (inshaAllah) beruntung. Barulah menjalani dalm hitungan hari dan hitungan bulan, sehingga tidak dapat dikatakan kesabaran yang sudah dijalani seperti apa. Tetapi haruslah dicoba, dijalankan dengan hati yang iklhas (bahkan inipun juga sangatlah sulit), tidak ada yang mudah kecuali hal yang diharapkan instan adanya.

Sejauh ini, kesabaran ada, dengan secuil pesimis, dan ketakutan akan rezeki dari Allah yang pintunya tidak diketahui. Agar tidak patah konsisten dibutuhkan pendukung yang baik dan keyakinan yang baik pula datangnya.

Dan sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dari sesuatu ketakutan dan kelaparan dari kekurangan harta benda dan jiwa-jiwa dan buah-buahan; dan berilah kabar yang menyukakan bagi orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 155)

Karena kesabaran adalah ujian dari Allah SWT, tentu tidaklah kita ketahui batasannya. Laksana baja yang ditempa, dibutuhkan ratusan mungkin ribuan pukulan dan panas api untuk menjadi benda yang sangat bernilai, atau mungkin gagal dan patah karena tidak ada kesabaran dalam prosesnya (sambil menghela nafas-istigfar rul). Yang jelas harus kita lakukan adalah menjawabnya dengan elegan dan sudah diajarkan oleh Allah.
(Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka berkata "sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNyalah kita semua akan kembali. (QS. Al-Baqarah : 156)
Dilanjutkan dengan balasan yang luar biasa yaitu ;
Mereka itu akan dikaruniakan atas mereka anugerah-anugerah dari Tuhan mereka dan rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah : 157).
Seberapa kuat saya pribadi menjadi istemewa atas ujian Allah? Seberapa mampu saya pribadi ditempa dengan usaha yang dijalani? Seberapa sabar yang saya punyai untuk menjalani proses-prosesnya? Sampai kesabaran itu habis atau hilang, yaitu maut.

Komentar