Struktur Geologi Untuk Mencari Mineral, Bisakah? (Phase 1)

Kenyataannya memang bisa, bahkan harus. Sama seperti pencarian atau eksplorasi sumberdaya yang lain, baik cair, gas maupun padat, sewajibnya menggunakan metoda ini. Penggunaannya dapat digunakan dari awal hingga akhir, dan sebaiknya dilakukan baik secara umum maupun spesifik (detil).

Geos : Tapi bang, geologi struktur itu susah kan? ngukurnya aja dah lupa apalagi masukan       kedalam stereonet!? Belum lagi naro-nya dipeta dan laporannya!? we...e...e...

Saya : O ya? klo gitu gampang dong!
Nah LOHHH??
Bingung kok bisa dibilang gampang? karena dibilang sudah lupa, susah dan mungkin dah gak tahu dasarnya lagi, berarti gampang dimasukan cara baru, praktis, efisien, dan cepat! (baca : versi suka-suka). Suka-suka karena hanya merubah caranya dilapangan (gak banyak), cara aplikasi dilapangan (praktis), lebih cepat menentukan struktur geologi dilapangan dan interpretasi awal (efisien), dan cepat digunakan serta mampu koreksi dan korelasi dilapangan (cepat!).

Berikut saya uraikan secara ringkas (kalau rinci, nanti gak seru -biar ada diskusi-), mulai dari awal hingga akhir aplikasi. Bagaimana menerjemahkan struktur itu selalu, dan selalu dimulai dari tektonik-nya terlebih dahulu. Jangan membiasakan diri untuk terjun kelapangan dengan bekal pengetahuan bacaan belaka, akan tetapi tidak mengetahui gambaran utuh mengenai tatanan tektonik, tatanan tektonik berhubungan dengan magma, sedimen, dan arsitek rupabumi.

Mulai Dari Sini...
Siapkan kompas bruton, penggaris, busur, pensil, buku, dan eiitttsss.. STOP! hayo, lupa ya yang disebutkan diawal? TEKTONIK teman-teman, kunci dari pemahaman atas penggunaan struktur geologi (yang inget kalau harus tektoniknya dulu, sedang senyum-senyum karena lolos jebakan betmen).

Coba lihat, posisi eksplorasi atau tambangnya disebelah mana? Lihat tempatnya, masukan dalam peta (googlemap, gis, peta kertas, dan lain-lain). Lalu coba cek referensi terdahulu mengenai kondisi tatanan tektoniknya dan reka sebelumnya bagaimana? Setelah dapat, segera acak-acak peta tersebut dengan dasar pencitraan jarak jauh.

Masukan subduksinya/obduksinya, garis gunungapi-nya, garis punggungan, lembah, sungai, dan pergeseran dari pantai hingga ke sisi lain pulau. Lihat, mudah bukan!?
Contoh ----->
Salah satu cara cepat mengetahui kalau disitu prospek

Oke, Selanjutnya?
Peta awal sudah dibuat, catatan rekomendasi tektonik, baik itu penunjaman, struktur, volkanik, batuan juga selesai. Lanjutkan dilapangan, sekarang ambil peralatannya (grab your gears : gibs said-ncis). Ayo kita lihat apa yang ada dilapangan, lihat-lihat dulu bentangan alamnya, perbandingkan dengan catatan rekomendasi yang sudah dibuat kemarin "malam". Lihat, ternyata area yang dituju merupakan target utama yang harus didatangi bukan? Untuk kondisi bentang alam Nusantara yang masih baru, umumnya daerah menarik adalah daerah yang relatif tinggi dan curam (mantan gunungapi-kaldera).

Catat rekahan yang ada dilapangan, jika bisa memisahkan rekahan tersebut dari bentuk dan ukurannya, itu lebih baik lagi. Tapi jika tidak bisa tidak mengapa, karena itu hal yang sulit dan dibutuhkan pengalaman yang cukup (saya merasa belum cukup, Kalo gak percaya tes aja). Tapi utamakan rekahan yang spesifik, seperti regangan, tegangan, perputaran (baca : dilatasi), karena disini akan menunjukan pola utama dari kompilasi rekahan terhadap sesar utama.

Sudah selesai, bersiap-siap kembali ke tempat penginapan (baca : camp)...eitss, kenapa pulang?strukturnya belum lengkap, dan yang utama seperti litologi, alterasi dan mineralnya kan belum dicatat!? hayo, jangan malas. Yang berfikir sudah selesai ternyata malas ya!? Ketahuan.

Struktur lapangan yang belum lengkap adalah gores-garis atau cermin sesar, umum sekali ini dapat ditemukan dilapangan, walaupun sepele karena belum tentu hal ini mudah ditemukan, akan tetapi cermin sesar akan sangat membantu menerjemahkan struktur dan melengkapi analisa rekahan kita.

Ambil datanya menggunakan kompas, data yang dikumpulkan adalah strike/dip (jurus/tunjam). Tambahkan dengan data rake/pitch dan terakhir data plunge, trend. (yang belum bisa ngukurnya, tweet ke @rully_rockgeo)

lanjut ke tulisan berikutnya...

Komentar

Anonim mengatakan…
Sangat inspiratif pak rully, memang betul langkah2 yang di jelaskan di atas..
Tapi bisa saya menambahkan, selain rekahan data perlapisan (bedding) yang mulai tidak beraturan arah penunjamannya (dip direction) mungkin bisa menjadi 1 petunjuk lagi yg dapat mengindikasikan arah atau jenis sesar yg berkembang di daerah tersebut, terutama pada batuan yg dominan sediment atau untuk sistem sediment hosted??
Selain itu struktur geologi juga bisa untuk menunjukan batas dari daerah yg termineralisasi (koridor mineralisasi)..
Silahkan bung rullu untuk di benarkan kalau ada yg salah
Sangat menarik tulisannya bung rully lanjutkan kawan!!!
rullysyauzie mengatakan…
Pinter nian mas aji nih (keren). Betul perlapisan yang ngaco bisa menjadi penunjuk yang cukup mumpuni, dan harus berhati2 menempatkannya (mungkin salah interp).

Koridor mineralisasi sudah jelas itu sangat umum, dan sangat2 mendukung sebagai target eksplorasi.

Gak ada yang salah, mas aji tahu betul cara membaca dan mengaplikasikan geologi dan mineralisasi..

Tapi ini belum selesai, karena baru pengambilan data. Interp dan analisa dijelaskan dalam fase berikutnya (gak tau keberapa?)

cekidot terus