Konran B. Krauskopf dalam bukunya
The Third Planet – An Invitation to Geology, German Cooper published in 1974.
Menceritakan disalah satu sub-bab mengenai apa yang disebut ‘geologi adalah apa
yang dilakukan geologist’. Sedangkan penjelasan mengenai seorang geologist
secara umum, adalah ilmuan yang fokus secara intensif pada bagian bumi yang
solid dan anorganik. Beberapa pendapat bahkan menyatakan lebih dari itu, baik
berupa kebutuhan akan peralatan yang menunjang maupun penjelasan mengenai rasa atau
lebih spesifik indera perasa akan kemapuan dan pemahaman geologinya.
Jika ditelisik lebih lanjut, kita
dapat menguraikan beberapa perhatian kepada judul yang diatas. Secara berkala pengetahuan
akan kebumian berkembang terus menerus, dalam hal ini diperlukan ilmuan yang
mempelajarinya secara berkelanjutan dan secara fokus menguraikannya bagian per
bagian dan kemudian mengaitkannya satu dengan yang lainnya.
Pada kebutuhannya geologist atau
ilmuan yang dikenal secara umum yang sudah disebutkan diatas merupakan seseorang
atau tim dengan peralatan palu geologi, lup, kompas, peta, dan buku lapangan.
Mempunyai kewajiban untuk menguraikan tatanan geologi dan menyebutkannya ke
sesuatu publikasi ilmiah, dimana hal tersebut sudah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Hanya saja pada era modern dengan teknologi masa
kini, hal tersebut tidaklah cukup tentunya.
Seperti pendapat umum yang
melihat bagaimana seorang geologist ketika bekerja dilapangan terkadang
berpendapat dan bertanya bahwa dengan palu dan lup serta kompas apakah sudah bisa
mengetahui isi bumi atau paling tidak tahu mengenai batuan dan potensinya
ditempat mereka berpijak. Secara umum bisa saja dijawab ya! Paling tidak 30%
diketahui secara umum. Sisanya diperlukan pendalaman lebih lanjut, dengan
peralatan canggih dalam labolatorium. Dikemudian ketika hasil tersebut kemudian
dikombinasikan dengan komputer melalui aplikasi geologi dan diuraikan secara 2D
maupun 3D yang menyatakan beginilah bentuk dalam permukaannya paling tidak
sudah 60-70%. Baik dengan pendekatan permukaan maupun bawah permukaan (bor).
Dengan teknologi yang berkembang,
mencari informasi ilmiah dengan pendekatan peralatan spesifik kemudian
menguraikan materinya perbagian maupun persatuan item dari conto/sampel batuan merupakan
peran atau tugas dari pendekatan metode kimia dan fisika. Dengan kerjasama yang
apik dengan seorang kimiawist dan fisikaist (jika boleh saya sebut seperti
itu), tentunya dapat menghasilkan analisa-analisa yang dapat dipakai oleh
siapapun dan untuk mengaitkan dengan apapun. Seperti data batuan yang dianalisa
x-ray differential dapat digunakan oleh geologist untuk keperluan industri baik
logam maupun non-logam atau jika diketahui oleh petani genteng dan keramik
sekalipun, mereka menjadi lebih tahu mengenai lempung atau tanah liat yang mana
punya nilai komersial.
Konran selanjutnya menuliskan ‘in
the world of nature a geologist act as a sleuth’. Memang tepat pula bila menyatakan
bahwa geologist bertindak sebagai detektif bumi atau alam semesta, atau juga
mungkin bersikap seperti dokter yang memperhatikan kondisi bumi tidak stabil/sakit
yang berpotensi katastropi. Peran detektif atau dokter ini paling utama
dimainkan oleh peneliti di badan-badan ilmiah seperti LIPI, BPPT, BATAN, LP3G,
kampus-kampus. Sedangkan detektif lain yang bekerja didunia industri.
Setelah semua analisa teknologi
dengan data lab dan komputer, kemudian semua hal tersebut perlu dikembalikan
kelapangan. Melihat kembali hasil analisa dan korelasinya, didiskusikan terus
menerus dan diharapkan adanya penemuan-penemuan baru. Penemuan baru tersebut
bisa memakan waktu lebih cepat atau lebih lama, ditambahkan dengan data-data
dan analisa terus menerus tentunya.
Geologi dilihat oleh kacamata geologist
pada saat ini dan kedapannya, tentu sangat diharapkan analisa-analisa yang ada
bermanfaat bukan semata dari sisi ekonomis isi bumi saja. Tetapi mampu dilihat
potensi sumberdaya yang terkait seperti agrobsinis yang melestarikan alam dan
lingkungan, kelautan serta darat dengan potensi wisatanya, serta yang paling
utama adalah perhatian terhadap katastropi yang sebisa mungkin diminimailisir
potensi korban jiwa.
Komentar